Mohon tunggu...
Nurohmat
Nurohmat Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Pecinta Literasi dan Pendaki Hikmah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meninggalkan Jejak Kebaikan

14 Agustus 2020   08:59 Diperbarui: 14 Agustus 2020   09:02 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

*Meninggalkan Jejak Kebaikan*
Oleh : Nurohmat

Tuan dan Puan yang budiman, ada kisah yang menarik dari kerajaan Persia di masa lampau. Kisah ini bermula dari sebuah dialog antara raja Anusyirwan dengan perdana menterinya. Kebetulan raja Anusyirwan adalah raja muda yang baru dinobatkan menggantikan pendahulunya. Kebetulan pula sang perdana menteri telah menjabat beberapa kali periode mendampingi raja-raja pendahulu Anusyirwan.

Raja  Anusyirwan mengajukan  pertanyaan  kepada sang perdana menterinya, "Ceritakanlah  kepadaku tiga  kebaikan raja -raja pendahuluku yang engkau ketahui, wahai perdana menteri ?" Sang Perdana Menteri menjawab, " Raja A kebaikannya begini, begini, dan begitu. Raja B kebaikannya begini, begini, dan begitu. Raja C kebaikannya begini, begini, dan begitu."

Sang Perdana Menteri kemudian ditanya lagi oleh raja Anusyirwan,  "Dapatkah kau sebutkan dua kebaikan utama raja-raja pendahuluku?" Perdana Menteri menjawab, "kebaikan raja A begini dan begitu, raja B begini dan begitu, raja C begini dan begitu".

Sang Raja bertanya kembali kepada Sang Perdana Menteri, "Bisakah kau sebutkan satu kebaikan utama dari raja-raja pendahuluku?" "kebaikan raja A begini, raja B begini, raja C begitu", jawab sang Perdana Menteri.

Anusyirwan, sang penguasa Persia menimpali, "Begitulah wahai sang Perdana Menteri, kita pun akan dicatat dan direkam dalam ingatan orang-orang yang menjadi  penerus kita. Baik-buruknya kita akan menjadi catatan sejarah para penerus kita. Untuk itu, tinggalkanlah kebaikan dimanapun kita berada."

Tuan dan Puan yang budiman, konon Anusyirwan adalah raja yang cinta akan kebijaksanaan, cinta akan ilmu pengetahuan. Ia juga terekam sebagai raja yang adil dalam setiap pembicaraan tentang raja-raja Persia di setiap generasi.  Pada zaman kekuasaannya, Dinasti Sassaniyah Persia mencapai puncak kejayaan. Kebijakan-kebijakannya mempercepat berkembangnya Ilmu pengetahuan, seni, dan teknologi. Persia menjadi kerajaan maju, ekonominya juga turut meroket.

Tuan dan Puan yang budiman, hikmah apa yang dapat dipetik dari kisah di atas ? Betul sekali, sebagai pemimpin kita harus berupaya  meninggalkan jejak kebaikan. Kebaikan muncul dari cinta, dari hati yang tidak terkotori oleh godaan syahwat dunia. Untuk itu,  Tuan dan Puan,   jalan asketis progresif adalah alternatif jalan yang harus ditempuh oleh pemimpin bilamana ingin meninggalkan jejak kejayaan. Tanpa jalan asketik yang progresif seseorang akan mudah tergelincir menjadi makhluk omnivora yang mengerikan.

Cirebon, 14 Agustus 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun