Mohon tunggu...
Nurniah Hidayati Safartin
Nurniah Hidayati Safartin Mohon Tunggu... Guru - Guru Prakarya dan Kewirausahaan SMP Negeri 1 Tanggulangin

Saya suka membaca buku, terutama buku-buku di bidang pendidikan dan materi pengajaran untuk mendukung profesi saya sebagai guru mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. Selain itu, saya suka menonton film bergenre sains-fiksi, drama kehidupan sehari-hari (real-life) dan thriller

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

14 Februari 2024   13:53 Diperbarui: 14 Februari 2024   13:54 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koneksi Antar Materi Modul 3.1: Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Oleh: Nurniah Hidayati Safartin, S.Si., CGP Angkatan 9 dari SMPN 1 Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan sebuah pemahaman materi pembelajaran selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak angkatan 9. Dalam modul ini, Calon Guru Penggerak (CGP) harus membuat sebuah tulisan koneksi antar materi dari materi sebelumnya yang sudah dipelajari selama Pendidikan Guru Penggerak.

Melalui pemahaman sebuah kalimat yang dikemukakan oleh Georg Wilhelm Friedrich Hegel: "Education is the art of making man ethical" yang artinya "Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis". Maka secara garis besar, saya membuat rangkuman sebagai berikut:

  • Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Ki Hajar Dewantara yang berupa Pratap Triloka terdiri dari 3 semboyan (dalam Bahasa Jawa) yaitu: ing ngarso sung tuladha (yang di depan memberi teladan), ing madya mangun karsa (di tengah membangun Prakarsa/semangat), tut wuri handayani (dari belakang memberikan dukungan). Pratap Triloka memiliki kaitan erat dengan jiwa yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Dalam proses pengambilan Keputusan, pimpinan harus dapat menjadi teladan, penyemangat, dan pendukung utama bagi keberhasilan institusi dan orang-orang yang dipimpinannya. Setiap Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin haruslah:

  • dapat dijadikan contoh bagi bawahannya atau rujukan bagi pemimpin berikutnya,
  • dapat memberikan semangat bagi bawahannya agar menjadi manusia yang lebih baik ke depannya, dan
  • dapat mendukung keberhasilan institusi yang dipimpinnya dan para bawahannya
  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai Kebajikan yang tertanam dalam diri kita secara otomatis akan mempengaruhi prinsip-prinsip yang kita ambil dalam membuat Keputusan. Terdapat 3 prinsip utama dalam proses pengambilan Keputusan, yaitu:

  • Prinsip berpikir berbasis hasil akhir (end based thinking)
  • Prinsip berpikir berbasis peraturan (rule based thinking)
  • Prinsip berpikir berbasis peduli (care based thinking)

Orang yang memiliki nilai diri selalu taat terhadap peraturan yang ada, memiliki kecenderungan besar untuk mengambil Keputusan dengan prinsip berpikir berbasis peraturan. Begitu pula dengan orang yang memiliki empati tinggi, cenderung mengambil Keputusan dengan prinsip berpikir berbasis peduli. Dan orang yang selalu mengutamakan kepentingan banyak orang, akan mengambil Keputusan dengan berpikir berbasis hasil akhir. Jadi, begitulah nilai-nilai diri akan mempengaruhi prinsip kita dalam mengambil Keputusan.

  • Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Kegiatan 'coaching' memiliki kaitan erat dengan materi pengambilan Keputusan. Alur percakapan coaching TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang membuat kita memiliki paradigma berpikir, prinsip dan keterampilan coaching untuk memfasilitasi rekan sejawat, murid, dan orang-orang yang kita pimpin agar dapat belajar dari situasi yang dihadapi dan membuat keputusan-keputusan bijaksana secara mandiri. Karena tujuan coaching yaitu untuk pengembangan diri dan membangun kemandirian.

Sebelum benar-benar menjalankan Keputusan yang kita ambil, kita dapat melakukan kegiatan coaching, untuk melakukan pengujian terhadap Keputusan tersebut, dengan 9 langkah pengujian Keputusan, meliputi:

  • Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
  • Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
  • Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini
  • Pengujian benar/salah, meliputi:
    • Uji legal
    • Uji regulasi/uji standar professional/kode etik
    • Uji intuisi
    • Uji publikasi
    • Uji panutan/idola
  • Pengujian paradigma benar lawan benar
  • Melakukan prinsip resolusi
  • Invetigasi trilema
  • Pengambilan Keputusan
  • Lihat lagi Keputusan dan refleksikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun