Mohon tunggu...
Nurniah Hidayati Safartin
Nurniah Hidayati Safartin Mohon Tunggu... Guru - Guru Prakarya dan Kewirausahaan SMP Negeri 1 Tanggulangin

Saya suka membaca buku, terutama buku-buku di bidang pendidikan dan materi pengajaran untuk mendukung profesi saya sebagai guru mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. Selain itu, saya suka menonton film bergenre sains-fiksi, drama kehidupan sehari-hari (real-life) dan thriller

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

14 Februari 2024   13:53 Diperbarui: 14 Februari 2024   13:54 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan 9 langkah tersebut, kita berharap Keputusan yang kita ambil benar-benar bijaksana, adil, tepat sasaran, efektif dan solutif terhadap permasalahan yang kita hadapi.

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Seorang guru harus menguasai 5 Kompetensi Sosial Emosional (KSE) yang baik agar dapat membuat Keputusan yang bijaksana. 5 kompetensi sosial emosional (KSE) itu adalah:

  • Kesadaran diri
  • Manajemen diri
  • Kesadaran sosial
  • Keterampilan berelasi
  • Pengambilan Keputusan yang bertanggung jawab

Selain itu, dalam proses pengambilan Keputusan, pemimpin membutuhkan kesadaran penuh (mindfulness) dan pikiran yang jernih, agar Keputusan tersebut benar-benar adalah Solusi terbaik dari masalah yang sedang dihadapi. Kesadaran penuh (mindfulness) dapat membantu kita dalam menyikapi, memproses, dan merespon permasalahan yang dihadapi untuk fokus pada situasi saat ini, bukan pada kekhawatiran akan masa yang akan datang ataupun penyesalan akan masa yang telah berlalu.

  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Nilai-nilai yang dianut seorang pendidik akan mempengaruhi sudut pandang terhadap pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika. Misalnya dalam masalah dilema etika paradigma kebenaran lawan kesetiaan, pendidik yang memiliki nilai kebenaran yang tinggi akan mengambil keputasan yang dirasa membawa nilai "kebenaran" dibandingkan dengan nilai "kesetiaan". Begitu pula, jika pendidik itu memiliki rasa keadilan yang tinggi, maka dia akan mengambil Keputusan dengan nilai "keadilan" dibandingkan dengan nilai "rasa kasihan" saat dihadapkan pada persoalan dilema etika dengan paradigma keadilan lawan rasa kasihan, dan sebagainya.  

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Pengambilan Keputusan yang tepat tentu berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Keputusan yang tepat itu adalah keputusan yang kita ambil dengan didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid. Dengan Keputusan tersebut, kita mengharapkan situasi yang terbaik dan kebaikan untuk semua orang. Jika suatu Keputusan dirasa kurang tepat, maka sebagai pengambil Keputusan, kita dapat melakukan refleksi dan memperbaikinya agar tercipta situasi yang kita harapkan.  

  • Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Setiap situasi, kondisi, dan masalah yang kita hadapi adalah suatu tantangan yang harus kita selesaikan. Dalam kasus-kasus dilema etika, kita sering menghadapi berbagai tantangan dari segala pihak. Hal ini karena setiap manusia memiliki nilai-nilai Kebajikan tersendiri yang mereka anut. Dan ini akan mempengaruhi prinsip, sudut pandang, dan Keputusan yang mereka ambil dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Perubahan paradigma di sebuah lingkungan institusi pasti terjadi, kita tidak menutup terhadap segala perubahan yang ada, hanya menyeleksi mana yang sesuai dengan identitas kita sebagai bangsa Indonesia. Dalam menghadapi tantangan yang ada, kita perlu duduk Bersama, bermusyawarah dan berdiskusi serta bepikir jenih dengan kesadaran penuh (mindfulness) dalam proses pengambilan Keputusan sehingga diperoleh Keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterima oleh semua pihak untuk dilaksanakan.   

  • Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Saat ini, kita menggunakan kurikulum Merdeka, yang merupakan kurikulum dengan proses pengajaran yang memerdekakan murid-murid. Sebagai pendidik, kita harus mengenali karakteristik dan potensi murid kita dengan tepat agar dapat membuat kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan mereka. Oleh karena itu, kita mengambil Keputusan melakukan pengajaran dengan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi untuk mengakomodir berbagai kebutuhan belajar murid yang beragam. Hal ini bertujuan agar murid dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan setinggi-tingginya agar mencapai kebahagian dan keselamatan baik sebagai individu maupun anggota Masyarakat, sesuai filosofi Pendidikan yang diutarakan oleh Ki Hadjar Dewantara.

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Guru adalah seorang pemimpin pembelajaran. Jika guru mengambil suatu Keputusan, maka keputusannya akan mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Oleh karena itu, Keputusan yang diambil oleh guru harus berpihak kepada murid-muridnya, sesuai nilai-nilai Kebajikan universal, dan dapat dipertanggung jawabkan. Suatu Keputusan yang diambil mengandung konsekuensi yang akan berdampak pada murid, terutama aspek psikologisnya. Untuk itu, Kita harus hati-hati dalam mengambil setiap Keputusan dan melihatnya dalam berbagai sudut pandang moral/etika. Sebagai contoh, Ketika kita dihadapkan sebuah permasalahan, "apakah seorang murid yang bermasalah harus dimutasi ke sekolah lain ataukah tetap berada di sekolah untuk dididik lagi dengan benar?". Maka kita  harus berdiskusi dengan berbagai pihak, seperti: wali murid, murid tersebut, dan para dewan guru untuk pengambilan Keputusan yang tepat karena Nasib (masa depan) seorang anak sedang dipertaruhkan di sini. Keputusan yang tepat akan membawa anak (murid) pada kehidupan yang lebih baik dan menjadi orang yang baik dikemudian hari.

  • Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Dari pembelajaran ini, kesimpulan yang dapat diambil adalah: sebagai seorang pemimpin hendaknya kita mengambil Keputusan melalui 3 prinsip pengambilan Keputusan dan 4 paradigma pengambilan Keputusan, serta 9 langkah pengambilan dan pengujian Keputusan agar diperoleh Keputusan yang tepat, bijaksana, adil dan solutif.

Modul-modul sebelumnya, memiliki keterkaitan erat dalam proses pengambilan Keputusan, mulai dari filosofi Pendidikan oleh Ki Hadjar Dewantara yang menekannya bahwa Keputusan harus berpihak sebesar-besarnya untuk murid, berdasarkan nilai-nilai Kebajikan universal yang dianut, dan diambil dalam kondisi sadar sepenuhnya (mindfulness).

  • Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Secara konseptual, saya telah memahami materi dalam modul ini, meliputi: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan Keputusan, 3 prinsip pengambilan Keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian Keputusan. Tetapi dalam pelaksanaannya, pasti ada yang di luar dugaan. Terkadang kita dihadapkan pada permasalahan yang sulit untuk dihadapi dan membutuhkan waktu untuk merenung atau berpikir lebih lama serta membutuhkan kajian yang komprehensif dari para pakar untuk memutuskannya. Adakalanya, kita juga melakukan revisi terhadap Keputusan yang sudah kita ambil agar mendapatkan Keputusan yang lebih baik dan berdampak luas terhadap semua pihak.

  • Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun