Mohon tunggu...
Nur Ngaeni
Nur Ngaeni Mohon Tunggu... Lainnya - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Life Goes On

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Awas! PJJ Bikin Kamu Nyaman

13 Desember 2020   17:53 Diperbarui: 13 Desember 2020   17:57 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid-19 tengah mewabah di seluruh penjuru dunia sejak awal bulan Maret lalu. Virus yang ditetapkan WHO sebagai pandemi global ini memberikan dampak yang sangat besar di kehidupan bermasyarakat dilihat dari berbagai bidang, salah satunya pada bidang pendidikan. Seluruh pelajar di Indonesia, sejak awal virus ini mulai menyebar, sudah tidak lagi melakukan pembelajaran tatap muka.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, mengajak berbagai pihak di dunia pendidikan untuk bergerak dalam menghadapi virus corona dan melakukan berbagai langkah guna mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan pendidikan.

"Kita bergerak bersama untuk bisa lepas dari situasi ini," kata Mendikbud Nadiem Makarim melalui siaran resmi Kemendikbud pada 12 Maret 2020 lalu. Setidaknya dua surat edaran sudah dikeluarkan Kemendikbud terkait virus corona. Pertama, Surat Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di Lingkungan Kemendikbud. Kedua, Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan.

Dunia pendidikan mulai saat ini harus terbiasa dengan suasana belajar mengajar yang berbeda. Karena untuk saat ini, kita semua harus melakukan segala sesuatunya dari rumah. Bekerja dari rumah (work from home) dan belajar juga dari rumah (school from home) atau yang kita kenal dengan istilah PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). PJJ merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dari jarak jauh, mulai dari materi pembelajaran hingga sistem evaluasinya dilakukan dari jauh melalui perangkat komunikasi digital seperti laptop atau gawai.

Satu semester dilalui para pelajar dengan metode pembelajaran jarak jauh. Banyak para pelajar yang mengeluhkan bahwa mereka bosan dengan metode belajar seperti ini. Sebab mereka tidak bisa pergi ke sekolah dan bertemu dengan teman-teman di sekolahnya, seperti keadaan normal sebelum adanya pandemi Covid-19.

Hal ini mendapat perhatian dari Ketua Komisi Perlindungan Anak, Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si. "Anak umumnya terbiasa dengan belajar di sekolah. Mereka merasa bosan dan jenuh dengan sistem pembelajaran jarak jauh," ucap pria yang kerap disapa Kak Seto saat ditemui di Kampus D, Universitas Gunadarma, Depok, Senin (22/6.2020).

Lebih dari enam bulan PJJ berlangsung, membuat sebagian besar pelajar telah merasa nyaman dengan keadaan seperti ini. Karena mereka tidak perlu bangun di pagi hari dan tidak perlu pergi ke sekolah. Menurut mereka, belajar di rumah lebih mudah sebab mereka bisa mencari sumber referensi belajar dari berbagai media.

Namun, kenyamanan ini membawa beberapa dampak buruk bagi mereka. Saat kegiatan belajar berlangsung, jika tidak ada pertemuan tatap muka secara virtual maka banyak dari mereka akan belajar sambil menyender, rebahan, bahkan tiduran. Belajar sambil makan, mendengarkan musik, serta belajar sambil menonton TV. Hal itu tentu tidak akan bisa dilakukan saat kegiatan belajar di sekolah berlangsung. 

Dampak buruk lainnya, yaitu karena sekarang ini mereka selalu menggunakan gawai atau laptop untuk belajar, tak jarang dari mereka menghibur dirinya dengan bermain game di handphone hingga lupa waktu karena terlalu asyik bermain. Beberapa dampak buruk tersebut membuat mereka terlena dengan kondisi yang sekarang. Dikhawatirkan saat kondisi kembali normal dan pembelajaran tatap muka kembali dilakukan, mereka akan merasa kesulitan, karena sudah terbiasa dengan PJJ yang dilakukan belakangan ini.

Anissa Lestari Kadiyano, seorang dosen Fakultas Psikologi Unpad, mengatakan menurut penelitian yang melibatkan 867 orang tua, siswa, dan guru di Kota Bandung, sebanyak 19,6% responden mengaku cemas dan khawatir, 12,5% merasa bosan, 9% merasa kehilangan kemampuan belajar dan menguasai materi, 8,3% merasa butuh hiburan jika PJJ terus berlangsung.

Lalu bagaimana cara pelajar dalam menghadapi situasi yang sekarang jika PJJ terus dilakukan hingga keadaan membaik?

Menurut Kak Seto, selama belajar di rumah, orang tua harus membuat anak merasa nyaman. Jangan sampai orang tua membentak atau memarahi anaknya apabila ia mulai malas dengan kegiatan belajarnya. Dalam menjalani aktivitas belajar di rumah, memang diperlukan kreativitas dari para orang tua. Sehingga membuat anak merasa nyaman dan tidak terbebani. 

Karena orang tua menggantikan peran guru dan teman selama belajar di rumah.

Pembelajaran jarak jauh memang membutuhkan kontrol diri yang tinggi dari berbagai gangguan eksternal. Sehingga pengawasan  orang tua ketika PJJ sangatlah dibutuhkan.

Banyak tips yang bisa dilakukan untuk mengatasi rasa jenuh dan bosan akibat pembelajaran jarak jauh. Mengonsumsi makanan yang cukup sebelum melakukan PJJ dan memperoleh istirahat saat merasa lelah, mempersiapkan tempat belajar yang nyaman dan carilah sumber belajar yang menarik seperti melalui video animasi pembelajaran, serta tetap berhubungan dengan teman. 

Itulah beberapa tips yang bisa kita lakukan untuk mengatasi rasa bosan dari pembelajaran jarak jauh.

DAFTAR PUSTAKA: 12 3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun