Mohon tunggu...
Misya Laila
Misya Laila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Orang sukses adalah orang yang menghadapi ketakutan terbesarnya walau belum tau apakah dia mampu menghadapinya atau tidak. Terus maju dan jangan berhenti berusaha. Ilmu Komunikasi - Universitas islam 45 Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kuliah Online, Mahasiswa Banyak Mengeluh

2 Juli 2020   15:02 Diperbarui: 2 Juli 2020   16:50 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

BEKASI- Tidak terasa waktu berlalu kuliah lewat daring di Unisma Bekasi sejak 16 Maret 2020 akan memasuki lima bulan berjalan.

Corona Virus Disease 2019 atau yang kerap disebut Covid-19, inilah yang tengah menjadi ancaman bagi dunia. Virus yang mengganggu sistem pernapasan manusia ini sangat mudah untuk berpindah tempat dari satu insan ke insan lainnya. Tak mengenal usia, tak mengenal pekerjaan, tak mengenal penyakit lain, virus korona dapat menjangkiti siapapun, bahkan orang yang terlihat sehat pun, tak dihiraukan oleh virus ini.

Tak terkecuali Indonesia. Virus korona mulai menyapa Ibu Pertiwi sejak 2 Maret 2020 Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa Indonesia sudah menjadi salah satu negara yang warganya positif terkena virus korona.

Hari demi hari orang yang terinfeksi virus ini semakin bertambah, yang menyebabkan institusi pendidikan di Indonesia menjadi terganggu kegiatan pembelajarannya. Pemerintah mengeluarkan surat edaran agar masyarakat menerapkan social distancing.

Kampus yang merupakan institusi pendidikan tertinggi di Indonesia juga harus cepat tanggap dalam menanggapi permasalahan ini. Kegiatan pembelajaran yang tidak dilakukan melalui pertemuan fisik secara langsung terasa kurang dapat menjelaskan dan materi yang diberikan menjadi terasa lebih sulit diserap oleh mahasiswa. Tidak bisa dipungkiri bahwa tidak semua dosen ahli dalam menggunakan teknologi, tetapi setiap pengelola kampus umumnya selalu merespon cepat dalam memberikan pelatihan kepada dosen yang belum bisa memanfaatkan teknologi secara maksimal. Respon ini menjadi penting, terutama bagi dosen yang sudah berumur karena perlu waktu dalam mengoptimalkan teknologi dalam pembelajaran daring ini.

Bagi dosen yang masih muda akan lebih mudah dalam mengoptimalkan kuliah online. Namun bukan berarti dosen yang sudah berumur kurang bisa mengoptimalkan teknologi untuk kuliah online ini. Karena ada juga dosen usia muda yang rasanya sangat berat untuk belajar sesuatu yang baru. Semua dosen memiliki porsi yang berbeda dalam hal menyerap teknologi.

Sama halnya dengan mahasiswa yang memiliki porsi dan cara yang berbeda-beda dalam menyerap ilmu atau materi yang diberikan. Hanya saja, yang menjadi kendala dan tuntutan adalah banyak dosen yang tidak memberikan kuliah online tetapi memberikan tugas terus-menerus. Hal ini menjadi kurang bijaksana untuk dilakukan. Ketika dosen tidak menguasai pembelajaran daring, akan lebih membantu mahasiswa jika mau berusaha lebih lagi dengan cara memberikan materi Power Point yang ditambahkan dengan suara (audio) pada saat menerangkan materi yang diberikan, sehingga mahasiswa dapat melihat materinya sekaligus mendengarkan penjabaran dari materi yang diberikan.

Dengan adanya pembelajaran daring tentunya akan ada banyak mahasiswa yang harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli kuota internet. Tidak semua mahasiswa memiliki akses WiFi di rumah atau di kos. Mahasiswa juga memiliki keterbatasan dalam mencari WiFi gratis karena situasi dan kondisi seperti ini masyarakat harus menerapkan physical distancing. Terlebih untuk mahasiswa yang pekerjaan orang tuanya tidak terkena dampak Covid-19, tentunya tidak begitu bermasalah. Namun bagi orang tua mahasiswa yang pekerjaannya terkena dampak dari Covid-19 ini akan sangat kesulitan dalam hal keuangan.

Beberapa universitas dalam menanggapi hal ini, ada yang memilih untuk memberikan subsidi uang kuota internet, namun ada yang menerapkan kebijakan perkuliahan daring dengan memilih media yang hemat kuota, ada pula yang mengajak kerjasama dengan operator telepon seluler (ponsel) yang ada di Indonesia untuk menjawab permasalahan ini. Sayangnya tidak semua operator ponsel mau memberikan CSR untuk pelanggannya dalam kondisi ini. Selain itu, juga akses ke portal pembelajaran yang dimiliki oleh setiap kampus.

Apakah dengan kuliah online ini sudah berjalan secara efektif? Tentu saja semuanya itu masih kalah efektifnya dengan pembelajaran secara tatap muka. Kuliah daring sangatlah membuat mahasiswa pusing. Setiap hari harus di depan laptop ataupun gadget. Belum lagi tugas-tugas yang sangat menumpuk dari dosen. Semuanya itu membuat para mahasiswa sibuk dan terbebani. Jaringan yang tidak stabil, kuota yang boros, transfer pemahaman ilmu yang kurang, dan juga deadline penugasan, itu semua merupakan keluhan para mahasiswa saat ini.

Ketar-ketir mahasiswa maupun dosen atau pihak kampus yang lainnya memang tak bisa dihindari. Kaget pasti ada, sebab ini semua terjadi tanpa ada rencana di jauh-jauh hari sebelumnya. Kebijakan yang dibuat hari lalu juga pasti dibuat atas dasar desakan keadaan. Banyak yang berharap kepada kampus-kampus yang berdiri di negeri ini agar dapat menciptakan konsep yang lebih efektif lagi untuk kegiatan kuliah daring ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun