Mohon tunggu...
Nurmay Qomariyah
Nurmay Qomariyah Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Retardasi Mental

27 Februari 2018   10:36 Diperbarui: 27 Februari 2018   10:42 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak dengan retardasi mental seringkali dianggap sebagai pribadi yang inferior (lebih rendah) dibandingkan dengan anak normal seusianya. Kurangnya penerimaan dari orang tua tak jarang menyebabkan perkembangan mereka semakin terhambat. Padahal dengan latihan yang cukup dan dukungan yang kuat, penyandang retardasi mental dapat hidup secara mandiri dan berkontribusi bagi lingkungan di sekitarnya. 

Karena itulah, langkah awal yang paling mudah adalah dengan belajar memahami kondisi mereka. Bila anda memiliki anak yang mengalami retardasi mental sebaiknya anda selalu mendukung dan tidak meninggalkan anak anda, karena dengan dukungan dari orang tua dapat membuat anak retardasi mental lebih mandiri.

Apa sih Retardasi Mental itu?

Kata retardasi mental masih cukup asing di telinga sebagian besar masyarakat kita. Di dunia pendidikan Indonesia, retardasi mental lebih dikenal sebagai "tuna grahita". Retardasi mental adalah sebuah kondisi di mana kemampuan intelektual seseorang di bawah rata-rata (IQ di bawah 70) dan terdapat gangguan dalam perilaku adaptif . Perilaku adaptif merupakan kemampuan seseorang dalam membina hubungan sosial dan menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari-hari (seperti menggunakan transportasi umum, menggunakan uang untuk berbelanja, dsb). Dalam beberapa kasus, penyandang retardasi mental biasanya memiliki gangguan lainnya, seperti misalnya down syndrome, fragile-x syndrome, dsb.

Jika dilihat dari hasil tes IQ, penyandang retardasi mental dapat dibagi menjadi kategori sebagai berikut:

1. RetardasiMentall Ringan (IQ 50-69)

Pada kategori ini, kesulitan utama yang ditemui adalah tugas-tugas akademik di sekolah. Sebagian besar anak dengan retardasi mental memiliki perkembangan bahasa yang cukup untuk aktivitas berbicara sehari-hari. Meskipun terbilang lambat tapi anak dapat mencapai ketrampilan praktis dan rumah tangga untuk bisa hidup mandiri secara penuh.

2. Retardasi Mental Sedang (IQ 35-49)

Mengalami perkembangan bahasa yang bervariasi. Ada yang mencapai kemampuan komunikasi secara  sederhana. Ada pula yang hanya mampu berkomunikasi seadanya untuk kebutuhan dasar saja. Selain itu, cenderung memiliki prestasi akademik yang rendah.

3. Retardasi Mental Berat (IQ 20-34)

Memiliki kemampuan yang sama dengan kategori retardasi mental sedang. Umumnya menderita gangguan fisik motorik (gerakan) yang mencolok.

4. Retardasi Mental Sangat Berat (IQ di bawah 20)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun