Mohon tunggu...
Nur Maulana Yusuf
Nur Maulana Yusuf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Iya

Buat Tugas

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Opini: Perkembangan Esport Memunculkan Stigma Baru

3 Desember 2021   23:20 Diperbarui: 3 Desember 2021   23:31 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

E-sport merupakan suatu ajang kompetitif game elektronik, perkembangan e-sport di Indonesia merupakan salah satu yang tercepat. Salah satu tournament terbesar di Indonesia yaitu GESC Indonesia Dota 2Minor yang dilaksanakan pada tahun 2018. Game online yang dipertandingkan yaitu game DOTA 2, bergenre MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) dengan hadiah total 300,000 USD. Pada tournament ini tim-tim dari seluruh dunia yang berhasil lanjut ke main event dipertemukan, salah satunya ada juara The International 1 yaitu tim NaVi dari Ukraine.

Setelah perhelatan GESC Indonesia Dota 2 Minor selesai perkembangan e-sport di Indonesia semakin melambung tinggi, sebelumnya juga ada tournament dengan hadiah besar yang diselenggarakan oleh Zepetto dan Gemscool dengan game online FPS (First-Person Shooter) Point Blank dan nama tournament ternama di Indonesiannya sendiri yaitu PBNC dan sekala International PBIC.

Atas kemajuan e-sport di Indonesia pemerintah menjadikan e-sport sendiri menjadi suatu cabang olahraga yang baru-baru di akui pada perhelatan Asian Games 2018 yang diselenggarakan di Jakarta-Palembang. Terus berkembangnya e-sport di Indonesia membuat pengusaha-pengusaha besar melebarkan sayapnya di dunia e-sport ini, banyak tim-tim baru bermunculan salah satunya OPI e-sport.

OPI e-sport atau Over Powered Indonesia Esports ini pertama kali berdiri pada tahun 2019, didirikan oleh seorang pengusaha David Nugroho. OPI e-sport merupakan salah satu tim yang memiliki ciri khas kepopulerannya melalui sosial media TikTok, menjadi tim e-sport yang mendapatkan 1 juta like di TikTok.  Kepopulerannya tersebut membuat banyak penggiat e-sport salah satunya Riantoro Yogi  biasa disapa Bro Pasta "Hal paling susah meyakinkan para orangtua bahwa esports itu ada dampak bagusnya dengan perkembangan saat ini" tulis Pasta. OPI yang populer melalu penyedia video pendek dengan menampilkan telent angels atau wanitanya melakukan joget-joget, membuat banyak pertanyaan baru perihal e-sport dimata orang tua.

Padahal e-sport  pada tahun 2019 awal sudah masuk kerana sekolah menengah atas bahkan sudah ada beberapa sekolah di Indonesia menjadikan game online sebagai mata pelajarannya.Terkait keresahan penggiat e-sport CEO sekaligus founder OPI Esports David Nugroho angkat bicara. Ia seperti tak sepakat dengan tuduhan orang-orang yang menentang konten OPI Esports.

"Kita tahu industri esport itu sangat booming dan banyak sekali dana yang masuk ke dalam esport. Nah, kenapa kita harus mengotak-ngotakkan? Apakah content creator lain atau kategori lain tidak bisa mendapatkan manfaat dari industri esport yang sedang booming? Menurut saya alangkah baiknya kalau kita bisa menyangkutkan kategori lain di dalam esport ini sehingga manfaatnya pun jauh lebih luas" ucap David di Instagram OPI Esports.

E-sport merupakan ajang kompetitif suatu game online, yang dimana banyak tim berlomba-lomba mengikuti berbagai macam tournament untuk mendapatkan juara, ucapan David Nugroho diatas bisa kita jawab kenapa harus mengotak-ngotakan industri e-sport, yaitu karena ranah e-sport dengan conten creator sudah berbeda, dimana player-player e-sport suda bisa dikatakan seorang Pro Player mereka dikontrak untuk bermain disuatu tim dengan tujuan menjadi juara. Bedanya dengan conten creator dimana seorang conten creator harus membuat suatu ide atau gagasan kreatif dengan tujuan menarik audiens atau insight pada suatu platform.

Jika OPI tetep yakin bahwa e-sport dapat menyangkutkan kategori lain contohnya konten pargoy, kenapa mereka tidak membuat agensi talent diluar ruang lingkup e-sport yang dimana para audiensnya bukan para pemain game, bisa menjadi model suatu brand produk kecantikan/telent video clip dan sebagainya. Sehingga citra e-sport yang susah payah diperkenalkan dimata orang tua, tidak dinilai buruk.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun