Mohon tunggu...
Nurmani
Nurmani Mohon Tunggu... Guru - Belajar sepanjang hayat

Guru SDN Kaliabang Tengah I. Kota Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cepat Sembuh, Sahabatku

17 Januari 2018   14:23 Diperbarui: 17 Januari 2018   14:31 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Di sekolah, saat anak anak pagi sudah pulang, aku kedatangan tamu. Ibu Sudarlin. Beliau adalah teman seperjuanganku saat masih honor hingga diangkat menjadi PNS. Jalannya tertatih tatih. 

Aku sendiri kaget luar biasa. Dia menyapaku sambil tersenyum. Masuk ke kantor dengan kaki kanan diseret. Kami yang melihatnya langsung bergegas untuk membantunya duduk di ruang tamu. 

Aku terharu dengan cerita sahabatku. Ternyata sudah 3 bulan beliau sakit, penyebabnya adalah jatuh  di teras depan rumah temannya saat pulang mengaji. 

Ketika terjatuh dia pingsan beberapa saat. Kemudian tersadar kembali dia sudah merasakan sakit pada bagian lutut kanannya. Para tetangga membawa bu Sudarlin ke Rumah sakit terdekat. 

Hasil pemeriksaan, dokter menyarankan  kaki kanannya yang retak dan tulang tempurungnya tergeser dioperasi. Tapi beliau tidak mau. Akhirnya beliau pulang. Kemudian berobat ke tukang urut dan pengobatan tradisonal patah tulang.

Ibu Sudarlin memiliki putri yang bekerja di Singapore. Putrinya menyarankan agar berobat disana. Saat libur semester, bu Sudarlin ke Singapore. Dokter disana  hanya memberikan obat minum dan menyuntik kakinya yang sakit. 

Beberapa jam kemudian, ibu Sudarlin sudah tidak merasakan sakit pada kakinya. Seperti mimpi katanya. Dia bisa berjalan tanpa merasakan sakit. Di Singapore bu Sudarlin hanya 3 hari. Balik ke Indonesia, pulang untuk mengajar kembali.

Beberapa hari mengajar kakinya kembali sakit. Jalanpun dibantu dengan tongkat penyanggah. Menurut dokter di Singapore harusnya selama 2 bulan tidak boleh beraktifitas dahulu sampai kakinya pulih kembali. 

Namun karena kewajiban dan semangat mengajarnya tinggi sekali, dia abaikan nasehat dokter. Saat ini beliau mengajar di kelas 6. Dari rumah membawa motor. 

Sampai disekolah harus dibantu oleh beberapa muridnya yang sudah siap menyambut memapah menuju ke kelasnya. Dia sebenarnya ingin mengganti tugas mengajarnya dengan teman yang lain. Namun  karena rasa sayang tak sampai hati melepaskan dan  berpisah dengan murid  yang  dia cintai karena sudah berjalan satu semester.

Bu Sudarlin mengambil hikmah dibalik kejadian yang menimpanya. Suaminya menjadi lebih sabar, anak anaknya lebih perhatian dan anak anak didiknya jadi lebih disiplin.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun