Pada malam hari, setelah berpisah menjadi kelompok-kelompok kecil, Mira dan teman-temannya menggunakan Grab Car untuk berbelanja oleh-oleh di toko-toko souvenir. Meskipun harga yang tertera di aplikasi Grab adalah 12 ringgit, sopir Grab meminta tambahan biaya karena jarak yang lebih jauh. Setelah melakukan tawar-menawar, mereka sepakat untuk menambah 3 ringgit, sehingga total biaya Grab menjadi 15 ringgit. Mira dan teman-temannya berpatungan untuk membayar biaya tersebut karena ada 4-5 orang yang ikut dalam perjalanan tersebut. Setelah puas berbelanja di supermarket, mereka kembali ke homestay.
Hari Ketiga: Menyelami Budaya dan Kuliner
Hari ketiga mereka dimulai dengan berjalan kaki di sepanjang waterfront Kuching yang tenang dan sejuk. Banyak orang yang berolahraga pagi, berlari dan berjalan-jalan menikmati udara segar. Mira dan teman-temannya melanjutkan perjalanan menuju Borneo Cultural Museum, namun sayangnya museum ini tutup pada hari itu karena bertepatan dengan hari libur. Meskipun begitu, mereka tetap menikmati pemandangan sekitar museum, termasuk lapangan luas yang hijau dan bangunan-bangunan peninggalan Inggris yang sangat menarik.
Setelah berkeliling di sekitar museum, mereka melanjutkan perjalanan ke restoran India terdekat. Di restoran ini, Mira menikmati berbagai hidangan khas India seperti pani puri, paratha, dan kebab yang kaya akan rempah-rempah. Selain itu, mereka juga berbelanja bumbu dapur khas India di supermarket setempat. Perjalanan kuliner ini memberikan pengalaman baru dan sangat menyenagkan bagi mereka.
Pada malam hari, mereka memutuskan untuk menyeberangi Sungai Sarawak menggunakan sampan dengan biaya 2 ringgit per orang. Mereka menuju ke food court yang terkenal di sana, di mana mereka menikmati berbagai hidangan lokal sambil menikmati suasana kota yang tenang dan rapi. Habibah terkesan dengan kebersihan kota Kuching, terutama dengan ketiadaan sampah dan saluran terbuka yang sering ditemui di banyak kota lainnya. Bahkan hingga larut malam, kota tetap terasa aman dan nyaman.
Hari Keempat: Persiapan Pulang
Pada hari terakhir di Kuching, setelah membereskan barang-barang dan oleh-oleh, mereka bersiap untuk kembali ke Pontianak. Mereka berangkat pada pukul 7 pagi, dan Mira merasakan perbedaan  antara kecepatan bus Malaysia yang lebih cepat dibandingkan dengan bus DAMRI di Indonesia. Hal ini membuatnya sedikit merasa mabuk perjalanan, namun ia tetap merasa nyaman berkat fasilitas bus yang memadai, seperti AC yang dingin dan jendela besar yang memberi pemandangan yang menyegarkan.
Pesan dan Kesan
Setelah menjalani perjalanan yang sangat berkesan ini, Mira merasa sangat terkesan dengan infrastruktur dan pelayanan yang ada di Kuching. Kebersihan kota, tata ruang yang teratur, dan keramahan penduduk setempat meninggalkan kesan yang sangat mendalam baginya. Ia berharap Indonesia dapat mencontoh berbagai aspek positif yang ada di Kuching, terutama dalam hal pengelolaan lingkungan dan fasilitas umum yang mendukung kenyamanan warga dan wisatawan. Mira juga merasa bahwa perjalanan ini memberikan banyak pembelajaran mengenai pentingnya menjaga kebersihan, keteraturan kota, serta menghargai budaya dan kehidupan di negara tetangga.
Perjalanan ini menjadi pengalaman yang sangat berarti bagi Mira, karena selain memberi kenangan indah, juga membuka wawasan baru tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, keteraturan, dan pengelolaan kota. Ia berharap pengalaman ini dapat menjadi inspirasi untuk membawa perubahan yang positif di lingkungannya sendiri, di Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI