Beberapa aspek kemiskinan kultural yang terlihat di masyarakat Kapa termasuk, banyak warga merasa bahwa perubahan tidak mungkin dicapai, sehingga mereka tidak berusaha untuk memperjuangkan hak-hak mereka (bersifat apatis). Ada ketergantungan pada bantuan luar tanpa adanya keinginan untuk mandiri, yang memfasilitasi kondisi ekonomi mereka.
Konflik antara masyarakat Kapa dan PT PHP bukan sekadar masalah agraria; ia mencerminkan kedalaman struktural dan kultural. Ketidakmampuan masyarakat untuk mengakses tanah dan sumber-sumber ekonomi menyebabkan mereka terjebak dalam siklus kemiskinan. Sebaliknya, budaya pasrah dan kurangnya keterlibatan aktif dalam perubahan sosial membuat situasi semakin sulit untuk diubah.
Dalam konteks ini, penyelesaian konflik membutuhkan pendekatan yang mempertimbangkan kedua aspek tersebut---memperbaiki struktur sosial yang ada agar masyarakat dapat mengakses sumber daya secara adil, serta mendorong perubahan kultural agar masyarakat lebih proaktif dalam memperjuangkan hak-hak mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI