Mohon tunggu...
Nurlaeli Mutamariah
Nurlaeli Mutamariah Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia di SMPN 2 Karawang Barat

Penulis pemula, ingin mencoba dan mencoba sesuatu yang baru...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyongsong "New Normal", Siapkah Sekolah Mengendalikan Siswanya?

29 Mei 2020   08:48 Diperbarui: 29 Mei 2020   08:37 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi New Normal Sekolah (Sumber : cnnindonesia.com)

Seiring sosialisasi dan persiapan new normal, sektor pendidikan  (sekolah) rencananya akan dibuka kembali (akan mulai aktif kembali) mulai 15 Juni 2020 akhir Tahun Pembelajaran 2019-2020.

Menurut Deti Mega Purnamasari, penulis dari KOMPAS.com, Rekomendasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) bersama kementerian terkait akan membuat protokol khusus untuk sekolah di era new normal.

Ada beberapa rumusan protokol khusus tersebut: sekolah menyediakan fasilitas berupa perlengkapan cuci tangan dengan sabun sebanyak-banyaknya. Menghilangkan jam istirahat dan memperpendek jam pelajaran menjadi 4 jam belajar saja. Jam masuk dan jam pulang diberlakukan berbeda supaya anak-anak tidak berkerumun saat tiba dan pulang sekolah.

Sanggupkah atau siapkah sekolah mengelola peserta didik dengan kondisi seperti ini? Sekolah mau tidak mau harus sanggup/siap karena ini peraturan pemerintah. Sekolah harus pasang kuda-kuda yang kuat karena ini berhubungan dengan kesehatan seluruh komponen sekolah. Strategi yang jitu harus dipersiapkan sebelum new normal diberlakukan. Protokol khusus pemerintah harus dilaksanakan sebaik-baiknya, jangan lalai, tetap mengedepankan disiplin.

Mentalitas seluruh komponen sekolah harus kokoh. Tingkat disiplin, tanggung jawab, serta kegesitan mereka juga harus tinggi. Seluruh komponen harus bekerja dengan hati nurani demi menyelamatkan anak bangsa, bergotong royong, satu visi, jangan lalai terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita.

Peserta didik harus meningkatkan kedisiplinan mereka, mereka harus sadar, ini bukan main-main. Lebih taat dan patuh terhadap aturan sekolah. Datang ke sekolah niat ibadah mencari ilmu dan menjaga kesehatan. Perlengkapan pribadi disiapkan dari rumah, seperti peralatan ibadah bawa dari rumah, jika salat di sekolah, bawa sarapan sendiri, pakai masker, duduk berjarak dengan teman. Tetap jangan berkerumun.

Menjelang sekolah dengan new normal, pemerintah dan instansi terkait perlu meninjau ulang Kurikulum 2013 terutama struktur kurikulum yang jumlah jam belajarnya lebih banyak daripada kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Kurikulum perlu menyesuaiakan diri dengan kondisi new normal dan melihat rumusan protokol khusus untuk sekolah. Jika tidak perlu diganti, kurikulum sementara untuk lembaga pendidikan selama era new normal bisa diberlakukan.

Pada PPDB yang akan diselenggarakan bulan Juni, pemerintah perlu mengatur untuk membuat kebijakan mengurangi kuota penerimaan siswa baru. Minimal pengurangan 50% dari jumlah penerimaan tahun lalu sehingga sekolah untuk kelas yang paling rendah tidak perlu mengatur sif karena jumlahnya sudah sesuai aturan social distancing/physical distancing.  Dan memberi kesempatan kepada sekolah swasta untuk menampung siswa yang tidak diterima di sekolah negeri.

Program full day yang sudah berjalan beberapa tahun, jelas tidak akan berlaku pada masa pandemi ini. Satu hari cukup 4 jam pelajaran dan tidak ada waktu istirahat untuk mengurangi durasi KBM sesuai rumusan protokol khusus sekolah tersebut.  

Melihat rumusan protokol khusus sekolah, pihak pengelola sekolah harus segera menanggapi semua itu. Di antaranya harus meninjau kembali jadwal pelajaran untuk mengatur tugas guru dengan mata pelajaran yang diampunya dan juga menyesuaikan dengan kelas. Pihak sekolah harus membuat jadwal pelajaran untuk menyesuaikan sekolah dengan rumusan protokol.

Di samping mengatur kembali jadwal pelajaran, pihak sekolah juga perlu memperbanyak tempat cuci tangan dengan sabun sebanyak-banyaknya di titik-titik yang terjangkau peserta didik. Bisa juga menyediakan sanitizer di tiap kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun