Mohon tunggu...
Nur Kolis
Nur Kolis Mohon Tunggu... Guru - Saya adalah seorang pembelajar dan pengembara

Saya menyukai dunia menulis untuk ikut memberikan kontribusi positif bagi semesta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Pribadi Shalih untuk Melahirkan Generasi Shalih

30 April 2024   20:55 Diperbarui: 30 April 2024   21:17 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen Pribadi

Syaikh Wahbah Al-Zuhaili menyebutkan dalam kitab Tafsir al Munir bahwa nama bapak dari kedua anak yatim tersebut adalah Kasyih. Ia merupakan orang yang bertaqwa dan shalih sehingga Allah memuliakan jiwa dan harta kedua anak yatim tersebut karena keshalihan (bapak)nya. Bapak yang shalih tersebut bukanlah bapak langsung kedua anak yatim tersebut, tetapi merupakan bapak dari keturunan ketujuh sebelumnya. Adapun nama kedua anak yatim itu adalah Ashram dan Sharim (Tafsir al Munir Jilid 8, hlm. 334).

Syaikh Wahbah Al-Zuhaili menuliskan pendapat Ja'far bin Muhammad bahwa sesungguhnya keshalihan seorang ayah bisa bermanfaat bagi anak-anaknya hingga keturunan ketujuh (Tafsir al Munir Jilid 8, hlm. 342).

Imam Nawawi menulis sebuah kitab yang diberi judul Riyadhusshalihin yang berarti taman orang-orang shalih. Dalam kitab ini Imam Nawawi menyebutkan banyak hadits dan ayat al-Qur'an yang telah disusun perbab mengenai amalan-amalan atau ajaran-ajaran yang harus diamalkan oleh orang-orang agar menjadi shalih.

Pada tulisan ini saya akan menyebutkan beberapa di antaranya saja.

1. Ikhlas, menghadirkan niat dalam semua perbuatan, perkataan, dan keadaan.Rasululllah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda: "Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya..." (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Taubat


Para ulama mengatakan bahwa taubat dari dosa atau maksiat itu hukumnya wajib. Jika maksiat atau dosa itu barkaitan antara hamba dengan Allah (tidak menyangkut hak manusia yang lainnya) maka syaratnya ada tiga: Pertama melepaskan diri dari maksiat. Kedua menyesali perbuatan maksiat/dosa tersebut. Ketiga bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa itu lagi.  

Apabila maksiat atau dosa itu berkaitan dengan hak manusia yang lainnya maka syarat taubatnya ada empat: Pertama melepaskan diri dari maksiat. Kedua menyesali perbuatan maksiat/dosa tersebut. Ketiga bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa itu lagi. Keempat mengembalikan hak-hak saudaranya tersebut yang ia dzalimi.

3. Sabar

Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda: "Urusan orang beriman itu mengagumkan, sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya dan tidak didapatkan hal itu melainkan hanya ada pada orang yang beriman. Jika ia ditimpa hal yang menyenangkan ia bersyukur, dan itu baik baginya, dan jika ia ditimpa hal yang tidak menyenangkan ia bersabar, dan itu baik baginya". (HR. Muslim)

4. Jujur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun