Mohon tunggu...
Nur Kolis
Nur Kolis Mohon Tunggu... Guru - Saya adalah seorang pembelajar dan pengembara

Saya menyukai dunia menulis untuk ikut memberikan kontribusi positif bagi semesta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengingat Kembali Laskar Pelangi

25 Agustus 2022   14:46 Diperbarui: 25 Agustus 2022   15:02 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Beliau adalah salah satu orang tercerdas yang pernah dimiliki bangsa ini.” Ungkap Bu Mus menjelaskan gambar tersebut. Dimulai sejak saat itulah, murid-muridnya tak pernah mengeluh lagi akan kondisi sekolahnya. Mereka kemudian bisa bersungguh-sungguh untuk belajar dan akhirnya mereka bisa bersaing prestasinya dengan sekolah-sekolah lain yang jauh lebih memadai fasilitasnya.

Dalam kehidupan nyata, seringkali orang tua mengkambing hitamkan sekolah saat anaknya kurang berprestasi. “Wajar saja jika anak saya kalah, soalnya di sekolahnya belum ada fasilitas ini, itu dan seterusnya.” Dan berbagai ungkapan menyudutkan yang lainnya. 

Padahal realitanya tak sesederhana itu. Ada banyak “sudut” yang mesti dilihat dan dibenahi. Mari kita kembali memperhatikan Laskar Pelangi-nya Andrea Hirata di atas. Kalau kita benar-benar mencermatinya, maka kita akan menemukan “mutiara” terpendam yang jarang dilihat orang. bagaimana bisa sekolah yang kondisinya serba terbatas mampu melahirkan murid-murid yang berprestasi. 

Renungkan, maka jawabannya adalah karena kesungguhan. Sungguh-sungguh untuk belajar, berkorban, melawan rasa takut, menaklukkan jauhnya perjalanan, tak menyerah meski penuh kekurangan, tak minder melihat keadaan dan kesungguhan mengejar mimpi-mimpi yang terukir di benak mereka.

Sungguh-sungguh dalam belajar itu sangat menentukan tentang berhasil atau tidaknya seseorang dalam proses belajarnya. Orang tua tidak boleh menutup mata akan faktor ini. Mereka harus selalu menanamkan motivasi kepada anaknya untuk bersungguh-sungguh dalam belajar di sekolahnya. 

Juga, agar anaknya bisa menikmati setiap proses dan dinamika belajarnya di sekolah yang kini menjadi tempatnya untuk menimba ilmu. Dengan hal itu, diharapkan kesadaran anak-anaknya untuk bisa tetap berprestasi dan bersaing akan selalu tumbuh berapi-api.

Ke depan tidak ada lagi sekolah yang dijadikan “kambing hitam”. Para orang tua tidak boleh lagi dengan mudah menyimpulkan ketika anaknya belum berhasil belajar semata-mata karena kesalahan pihak sekolah. Itu pikiran yang terlalu sempit dan kekanak-kanakan yang hanya mau menang dan benar sendiri.

Sekolah adalah tempat membuka cakrawala pengetahuan. Dimanapun tempatnya, sekolah adalah tempat untuk mencerdaskan pikiran. Mendidik manusia, membekali otak dengan ilmu sehingga terciptalah peradaban yang gemilang. 

Para orang tua yang sekarang anak-anaknya bersekolah di tempat yang masih dianggap sebagai sekolah tidak favorit, jangan minder dan berkecil hati. Anggap saja sebutan sekolah tidak favorit dan seterusnya itu hanyalah fatamorgana. Karena yang terpenting adalah kesungguhan anak-anak dalam belajar. Ajarkan sikap pantang menyerah pada anak-anak untuk terus mengukir keberhasilan.

Mampu memperoleh prestasi meski dalam keadaan yang penuh keterbatasan itu lebih manis dirasakan bila dibandingkan dengan prestasi yang diraih tanpa susah payah. Tanamkan pada anak-anak bahwa belajar itu harus mau menikmati prosesnya. 

Tak ada yang instan atau tiba-tiba. Fasilitas-fasilitas di sekolah memang penting untuk menunjang belajar, tetapi jika hanya menunggu fasilitas kemudian baru mau belajar maka itu perbuatan yang tak ada manfaatnya sama sekali. Banyak jalan menuju Roma, banyak alternatif lain untuk dicoba asalkan tak pantang menyerah. Man jadda wa jadda, siapa bersungguh-sungguh, maka ia akan berhasil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun