Mohon tunggu...
Khof H
Khof H Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Mari menjadi tidak sederhana!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Krisis Kepercayaan Diri di Balik Keputusasaan Tuntutan Sekolah tentang Arti Sesungguhnya Belajar

2 Mei 2023   22:33 Diperbarui: 2 Mei 2023   22:38 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sumber: freepik.com 

Mempercayai hasil kerja sendiri penting ditanamkan dalam diri anak. Pemahaman tentang benar dan salah dari berbagai perspektif harus diberikan edukasi secara tuntas agar mereka mampu berpikir merdeka. 

Kesempurnaan tidak hanya dengan memperoleh nilai seratus, angka masih menjadi ukuran dasar dalam belajar. Penting memberikan pemahanan tentang ada banyak nilai yang tidak bisa diangkakan, salah satunya kepercayaan diri ini.

Memang masih sedikit di jumpai kasus kepercayaan diri membuat anak harus putus sekolah. Tapi tidak menutup kemungkinan di era perkembangan teknologi ini bisa terjadi, sistem dari sekolah yang menuntut kesempurnaan berbentuk angka pasti akan selalu membuat anak haus. 

Tidak terlalu mempedulikan proses yang penting hasilnya. Saya tidak mengatakan bahwa hasil ini tidak penting, tentu saja penting sekali. Bagaimana dengan proses? Bukankah proses juga penting? Setujukah kalian dengan hal itu? Jawabannya pasti beragam, its okay.

Perhatikan contoh kasus ini:

Di sebuah kota besar, dengan kemajuan teknologinya terdapat seorang siswa sebut saja bernama Adi yang sangat mencintai sekolah dan belajar. Dia rajin mengerjakan tugas dan selalu bersemangat dalam mengikuti pelajaran di kelas. 

Namun, suatu hari Adi mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas matematika yang diberikan oleh guru. Dalam keputusasaannya, Adi mencari bantuan dari internet dan menemukan sebuah situs web yang menawarkan solusi untuk tugas matematika yang sulit.

Tanpa berpikir panjang, Adi langsung mengambil jawaban dari situs web tersebut dan mengirimkannya ke guru. Namun, sayangnya, guru Adi dengan mudah mengetahui bahwa jawaban yang dikirimkan oleh Adi adalah hasil dari plagiat atau penjiplakan. Akibatnya, Adi mendapatkan nilai nol dan peringatan dari guru.

Situasi ini sangat memalukan dan mengecewakan bagi Adi. Dia merasa bahwa dia telah mengecewakan dirinya sendiri, orang tua, dan guru yang selalu mendukungnya. Adi merasa seperti dia telah kehilangan rasa percaya diri dan semangat belajarnya. 

Setelah beberapa saat, masalah ini terus berlanjut dan membuat Adi semakin putus asa sehingga ia memutuskan untuk berhenti sekolah. Lain pula kasus banyaknya anak sekolah memutuskan untuk bunuh diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun