Mohon tunggu...
Nurjaya
Nurjaya Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

PKB Vs PPP, Rebutan Kursi Cawapres Jokowi

19 April 2018   22:15 Diperbarui: 19 April 2018   22:26 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari sejumlah Partai Politik yang secara resmi telah ditetapakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai peserta pemilu 2019, minim sekali yang berani mencalonkan kader sebagai Calon Presiden. Hal tersebut terbukti hingga saat ini baru dua partai yang berani mengusung kadernya untuk maju dalam pertarungan pesta politik lima tahunan tersebut.

Sedangkan partai politik lainnya yang memiliki kursi suara DPR RI cukup banyak seperti Demokrat, PKS, Golkar, PAN, PKB, dan PPP terkesan hanya mengincar jabatan Calon Wakil Presiden (Cawapres) untuk menyandingkannya dengan Prabowo atau Jokowi. Bahkan PKS secara terang-terangan menyodorkan 9 nama kadernya ke Prabowo.

Baca Juga : Sejarah Kerajaan Tarumanegara (Kerajaan Hindu Bercorak Sunda)

Selain PKS ada juga PKB yang banyak memasang baliho atau sepanduk yang bertuliskan cak Imin Sebagi Cawapres. Bukan hanya itu meskipun PKB saat ini belum mendeklarasikan secara resmi akan mendukung, tapi secara diam-diam cak imin membentuk tim dimana tim tersebut akan mendukung Jokowi-Cak Imin maju untuk mengalahkan Prabowo kembali.

Berbeda dengan PKS dan PKB, partai politik berlambang kabah atau PPP lebih bersikap malu-malu kucing, dimana dalam sambutan Ketum PPP disaat hari ulang tahun ke 45 yang dirangkai dengan Munas alim ulama PPP justru hanya membacakan kriteria Cawapres di hadapan Jokowi yang ketika itu juga hadir.

Bahkan hal senada juga disampaikan Ketua DPP PKB Jazilul Fawaid yang menyebut Ketum PPP Romahurmuziy malu-malu untuk menjadi Cawapres Jokowi. Menanggapi hal tersebut Sekjen PPP Arsul Sani melakukan serangan balik dengan menyindir keputusan PKB yang belum juga mendeklarasikan untuk mendukung Jokowi, namun secara diam-diam membuat tim pemenangan Jokowi-Cak Imin

Asrul Sani juga mempertanyakan Anomalinya apa? Sebab hingga kini PKB belum resmi mendeklarasikan dukungan terhadap Jokowi. Berbeda dengan PPP yang dengan tegas dan resmi telah mendukung Jokowi untuk duel kembali melawan Prabowo.

Partai berlambang kabah tersebut sebagaimana disebutkan Asrul Sani, sebenarnya tidak mempermasalahkan maneuver atau langkah politik PKB yang ingin menduetkan Jokowi dengan Cak Imin. Itu sah-sah saja Namun, Asrul Sani menyarankan agar manuver politik PKB bisa sejuk atau bisa meniru PKS yang mendukung Prabowo dan akan berkoalisi dengan Gerindra.

PPP dan PKB merupakan sama-sama partai pendukung pemerintah Jokowi-JK, namun bedanya PPP bergabung dengan koalisi pemerintah dipertengahan jalan setelah partainnya mengalai dualisme kepemimpinan. Akhir-akhir ini juga PPP diterpa isu terkait hengkangnya sejumlah kader yang memilih bergabung dengan PBB dengan alasan karena PPP mendukung Jokowi.

Perlu kita nantikan siapa dan partai apa yang nantinya akan dipilih oleh Jokowi sebagai pendampingnya. Atau kalau tidak ingin menyakiti dan adanya kecemburuan antar partai pendukung. Lebih baik Jokowi memilih pendampingnya dari kalangan non politisi. Seperti langkah SBY pada pemilu 2009 lalu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun