Penjajahan Belanda menjadi bagian penting dalam sejarah panjang bangsa Indonesia. Selama tiga setengah abad, negeri ini berada di bawah kekuasaan bangsa asing yang datang awalnya hanya untuk berdagang. Penjajahan dimulai dengan berdirinya VOC, sebuah kongsi dagang Belanda, yang lambat laun berubah menjadi kekuatan politik dan militer. Jejak penjajahan ini masih terasa hingga kini, baik dari sisi budaya, sistem pemerintahan, maupun warisan sejarah lainnya.
Kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia
Bangsa Belanda pertama kali menginjakkan kaki di Nusantara pada tahun 1596, dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Awalnya mereka datang karena tertarik pada kekayaan rempah-rempah Indonesia yang sangat dibutuhkan di pasar Eropa. Namun, karena persaingan dagang yang ketat, Belanda akhirnya membentuk VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) pada tahun 1602.
VOC: Dagang yang Berujung Penjajahan
VOC tidak hanya berfungsi sebagai perusahaan dagang, tapi juga memiliki kekuasaan seperti negara. VOC memiliki hak untuk:
- Memonopoli perdagangan
- Menjalin perjanjian dengan kerajaan lokal
- Mendirikan benteng dan kota dagang
- Memiliki pasukan militer sendiri
Dengan kekuasaan ini, VOC mulai menguasai daerah-daerah penting di Indonesia seperti Maluku, Batavia, dan wilayah pesisir lainnya. Penindasan, eksploitasi, dan monopoli menjadi strategi utama mereka.
Runtuhnya VOC dan Lanjutannya oleh Pemerintah Belanda
Pada tahun 1799, VOC resmi dibubarkan karena bangkrut akibat korupsi dan kesalahan pengelolaan. Namun, penjajahan tidak berhenti. Wilayah VOC diambil alih langsung oleh pemerintah Belanda, dan Indonesia berubah menjadi koloni Hindia Belanda. Sistem tanam paksa, pajak berat, dan pengawasan ketat diberlakukan kepada rakyat Indonesia selama berpuluh-puluh tahun berikutnya.
Perlawanan Rakyat dan Jejak Sejarah
Penjajahan Belanda tidak pernah diterima begitu saja oleh rakyat Indonesia. Banyak tokoh dan kerajaan yang melakukan perlawanan, seperti:
- Sultan Hasanuddin di Makassar
- Sultan Agung di Mataram
- Tuanku Imam Bonjol di Sumatera Barat
- Pangeran Diponegoro di Jawa
Perlawanan ini menjadi simbol bahwa semangat kemerdekaan sudah tumbuh sejak lama, jauh sebelum Indonesia merdeka secara resmi pada 1945.