Mohon tunggu...
Nur Janah Alsharafi
Nur Janah Alsharafi Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang ibu yang menyulam kata dan rasa dalam cerita

ibu 4 anak dengan sejumlah aktivitas . Tulisan-tulisan ini didokumentasikan di blog saya : nurjanahpsikodista.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pensiun Tetap Bahagia

2 September 2019   03:23 Diperbarui: 2 September 2019   03:54 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Post power syndrome (Sindroma hilang kuasa)  merupakan suatu fenomena yang terjadi di mana penderita hidup dalam bayang-bayang kebesaran masa lalunya.

Beberapa kasus post power syndrome yang berat diikuti oleh gangguan jiwa seperti tidak bisa berpikir rasional dalam jangka waktu tertentu, depresi yang berat, atau pada pribadi-pribadi introvert (tertutup) terjadi psikosomatik (sakit karena beban emosi tidak tersalurkan) yang parah

Tiga kondisi tersebut terjadi akibat pola pikir (kognitif), tipe kepribadian, pola kebiasaan seseorang . Oleh karena itu jika seseorang telah menyiapkan diri sejak awal untuk menghadapinya, tentu saja peluang terjangkit 3 fenomena tersebut akan makin kecil.

 TIGA

Bahagia dan pensiun, apakah kedua kata tersebut cocok untuk kita sandingkan ? Pasti banyak orang mengatakan ini mustahil. Mana mungkin kita bahagia jika kita telah memasuki masa pensiun?  Masa pensiun berarti:

Penghasilan rutin berkurang

Aktivitas rutin berkurang

Oleh karena hakekat  'Bahagia ' itu sendiri tak harus terkait dengan uang rutin maupun aktivitas rutin, maka peluang untuk tetap atau bahkan makin bahagia masih tetap ada . Untuk mencapai bahagia ketika pensiun, ada beberapa hal yang mestinya kita perhatikan :

Manajemen Personal

Lakukan personal Check up untuk kenal lebih dalam siapa anda sebenarnya. Melalui personal check up ini anda akan tahu persis segala sesuatu yang mesti ditata. Selanjutnya tata kembali (manajemeni) pola pikir, pola kepribadian dan pola kebiasaan anda. Pola pikir positif (memperkuat IQ  dan potitive thinking) , kualitas ibadah , kepribadian tangguh (memperkuat EQ/cerdas emosi, SQ/cerdas hati nurani. AQ/cerdas ketegaran/strategi) , pola kebiasaan (kembangkan kebiasaan efektif) termasuk kesehatan tentunya.

Manajemen Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun