Mohon tunggu...
Nurina Ayuningtyas
Nurina Ayuningtyas Mohon Tunggu... -

Nina

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Reinkarnasi

2 Januari 2015   01:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:00 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cinta itu bagaikan nafas,
Yang diperlukan untuk menyuplai oksigen dalam tubuh,
Lalu melapisi sel otak,
Dan memberi hidup.

Rindu itu seperti jantung yang berdetak,
Yang memompa dan mengalirkan darah,
Menyebar luas bahkan ke ruang-ruang sempit,
Dan memenuhi tiap relung kosong.

Peduli adalah gerak refleks tubuh dari rangsangan,
yang hadir tidak hanya saat dibutuhkan,
tapi setiap waktu,
untuk melindunginya, untuk menjaganya.

Kemudian,
harapan pun membentuk sayap-sayap kasat mata,
Yang akan membawa kau dan aku terbang,
Menuju langit tertinggi,
Menjadi bintang paling terang.

Namun, saat ini aku telah mati.
Tidak lagi bisa bernafas.
Kau telah menancapkan pisau berkali-kali di jantungku,
Lalu membakar sayap-sayapku.

Kau bukan nafasku,
Bukan detak jantungku,
Bukan pula gerak refleks milikku.

Tapi biarlah...
Aku hanya ingin mati dengan tenang.
Tanpa ada darah yang mengalir keluar dari jantungku lagi,
Tanpa ada rasa terbakar yang menyakitkan.

Dan aku ingin bereinkarnasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun