Mohon tunggu...
Nuril Dina
Nuril Dina Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Siapa Bilang BK Tidak Perlu Evaluasi

6 April 2019   23:38 Diperbarui: 7 April 2019   00:15 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

E-Va-Lu-A-Si dari kata bahasa Inggris Evaluation, yang dalam KBBI di artikan sebagai penilaian. Lalu apa yang dinilai? Perlukan BK dinilai? Apanya yang dinilai? Pasiennya? Konselornya? Apa siapanya? Nah, bingungkan? Oke mari kita bahas.

Dalam Bimbingan Konseling juga ada yang namanya evaluasi, jika ditanya apa yang di evaluasi, sama seperti judulnya evaluasi terfokus pada program-program yang dijalankan di dalam Bimbingan dan Konseling ini.

Evaluasi memiliki 2 bentuk, ada evaluasi formal dan efaluasi informal, dalam evaluasi formal akan berusaha melihat apakah rangkaian kegiatan yang telah dilakukan telah sesuai dengan tujuan ataukah belum.

Bagian inti dari evaluasi formal terletak pada penentuan dan pelaksanaan prosedur yang sesuai untuk meneliti, yaitu apakah rangkaian aktivitas bimbingan yang telah dilaksanakan jelas-jelas menghasilkan perubahan bermakna dalam perilaku orang-orang muda, menurut kriteria yang selaras dengan aneka tujuan pelayanan bimbingan.

Lalu yang kedua adalah evaluasi informal, evaluasi ini biasanya dilakukan secara fleksibel dan dilakukan sambil berjalan dan merupakan kegiatan mental seseorang yang sedang menunaikan tugas, misalnya bila konselor sekolah memberiakan bimbingan karier di kelas kepada kelompok siswa SMA.

Dia membuka telinga dan mata untuk mendapatkan indikasi tentang efisiensi dan efektifitas dari seluruh aktivitas bimbingan yang dilakukan bersama dengan para siswa di kelas itu. Evaluasi informal untuk sebagian besar berlangsung secara spontan, dengan melibatkan pikiran dan perasaan seseorang, dan tidak selalu seluruhnya disadari.

Melakukan evaluasi pasti ada langkah-langkah dan cara tersendiri, berikut adalah teknik yang digunakan untuk mengevaluasi sebuah program Bimbingan Konseling:

  • Metode Survey
  • Metode ini diterapkan untuk mendapatkan data tentang lingkungan yang di dalamnya program bimbingan harus beroperasi, tentang pengelolahan program bimbingan, tentang sikap dan pandangan staf pendidik di sekolah yang bukan tenaga bimbingan terhadap program bimbingan, dan tentang sikap dan pandangan alumni terhadap pelayanan bimbingan yang mereka terima ketika masih terdaftar sebagai siswa di institusi pendidikan bersangkutan. Alat yang diguanakan untuk metode survey ini lebih condong menggunakan angket, dan mencantumkan jawaban ya -- tidak, angka, atau jawaban kurang, cukup, baik, sangat baik. serta juga bisa dituliskan dalam bentuk skor.  Tujuan dari ini adalah untuk memperoleh data menghasilkan gambaran latar belakang, item-item yang dimasukkan dalam angket dapat mencakup, jumlah tenaga bimbingan yang ada, jumlah siswa yang terdafter di sekolah, rasio konselor-siswa, kualifikasi akademik tenaga-tenaga bimbingan, berbagai sarana material dan teknis yang tersedia, ada tidaknya sistem kartu pribadi, jumlah waktu yang dialokasikan untuk kegiatan-kegiatan bimbingan, layanan-layanan bimbingan yang tersedia.
  • Metode Observasi
  • Sebagaian besar metode evaluasi menggunakan metode observasi ini, namun kelemahan dari metode ini adalah data yang dihasilkan kurang dapat bisa diandalkan. Dalam melakukan evaluasi ini harus dilakukan perencanaan terlebih dahulu seperti perilaku siswa yang akan diamati, siapa yang akan diamati, kapan, dan akan direkan dengan cara yang seperti apa. Karena metode observasi ini memiliki kelemahan yaitu terksan bersifat subjektif, bisa diminimalisir dengan melakukan observasi yang melibatkan lebih dari satu orang.
  • Metode Studi Kasus
  • Metode ini mengumpulkan lebih dari satu data yang relevan untuk menemukan dalam aspek-aspek apa siswa tertentu seharusnya berubah.  Kelebihan metode ini dari metode yang lain adalah metode studi kasus lebih memperhatikan perubahan yang terjadi dalam kelompok siswa. Namun kelemahan dari metode studi kasus ini adalah memakan waktu yang cukup lama dan membutuhkan banyak siswa untuk menjadi objek studi kasus.
  • Beberapa teknik lainnya adalah:
  • Melaksnakan admninistrasi test kecerdasan dan test bakat.
  • Menggunakan test hasil belajar.
  • Mempelajari contoh-contoh pekerjaan murid.
  • Menggunakan daftar cek (check list).

Nah, diatas adalah penjelasan tentang evaluasi dalam program Bimbingan dan Konseling, jadi evaluasi tidak hanya dilakukan dalam hal-hal tertentu saja, namun dalam Bimbingan dan Konseling juga dilakukan evaluasi.

Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2007

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun