Mohon tunggu...
Nurifah Hariani
Nurifah Hariani Mohon Tunggu... Guru (dulu)

Di rumah saja

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Berkencan dengan Benang di Musim Bediding

27 Juni 2025   20:09 Diperbarui: 28 Juni 2025   10:42 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taplak bulat dari benang woll. Dokumen pribadi

Untuk menghalau dingin saya jalan kaki ke pasar. Tidak jauh, hanya perlu setengah jam jalan kaki santai. Jika ada yang sreg ya beli, bila tidak ada yang cocok ya tidak apa pulang dengan tangan hampa. Sudah seharusnya, kami mulai memilih makanan bila ingin sehat agar tidak merepotkan anak cucu.

Sepulang dari jalan-jalan, suami melanjutkan hobinya yaitu membuat kacau barang-barang yang ada di rumah.  Heran? Begitulah suami saya, orangnya tidak bisa diam. 

Kemarin ia membongkar kursi di teras. Ada dua kursi pendek dan satu kursi panjang, dibongkar semuanya, katanya mau di make over karena alasnya yang sudah tidak karuan bentuk dan warnanya. Ia sudah beli cover dan segala peralatan yang diperlukan.

Musim mbediding begini mengharuskan badan terus bergerak, diam akan membuat badan makin menggigil.  Saya membongkar harta karun yang sudah lama tak terjamah karena kesibukan di sekolah. 

Benang, kain perca, flanel, pita dan manik-manik isinya. Bukan emas apalagi permata. Pensiunan guru mana mungkin punya harta karun seberharga itu.

Ya, saya akan merajut lagi. Hoby yang sudah lama terlupakan. Saya belajar merajut dari Ibuk. Rajutan pertama saya adalah syal panjang dari benang woll berwarna merah muda. 

Banyak barang yang bisa dihasilkan dari merajut. Syal, sweather, tas, aksesories juga taplak meja.  Dari sekian banyak itu merajut taplak meja adalah favorit saya.

Taplak bulat dari benang woll. Dokumen pribadi
Taplak bulat dari benang woll. Dokumen pribadi

Tidak banyak orang yang menekuni hoby merajut. Banyak yang bilang merajut itu kegiatan orang tua. Bisa jadi karena anak muda tidak telaten merajut. 

Merajut itu seperti meditasi dengan benang dan jarum, setiap tusukan menciptakan ritme yang menenangkan.  Merajut bisa dilakukan kapan dan dimana saja. 

Hanya dengan alat rajut yang disebut hakpen yang ringan yang mudah dibawa kemana saja. Saya dulu sering menemani suami kerja sambil merajut. Rasanya sayang sekali jika waktu terbuang tapa melakukan apa-apa. Saya bisa merajut sambil nonton TV, sambil ngobrol. Tetapi jangan merajut ketika sedang memasak. Bisa gosyong nanti, karena keasyikan merajut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun