Salah satu keponakan saya mengingatkan bahwa berada di Jakarta berarti memberi peluang untuk mendapatkan jerawat. Tingkat polusi di sini memang sejelek itu.
Berdasarkan data laporan IQAir, Sabtu 3 Juni 2023, kualitas udara di Jakarta masuk kategori tidak sehat bagi kelompok yang sensitif.
Pada hari Selasa 6 Juni 2023 pukul 12.50 WIB, indeks kualitas udara di Jakarta berada di poin 120 dengan polutan utama yakni PM 2.5 dan nilai konsentrasi 43.1 g/m (mikrogram per meter kubik).
Angka ini menempatkan Jakarta dalam lima besar kota di dunia dengan kualitas udara terburuk (per 6 Juni 2023 pukul 12.50). Indeks ini adalah data realtime yang terus berjalan dan bisa menurun sesuai dengan membaiknya kualitas udara di setiap kota.
Begitulah Detik.com mengabarkan
#4. Serba Cepat
Sejauh pengamatan saya, semua orang seperti sedang terburu-buru. Mereka berjalan dengan langkah panjang-panjang ,kendaraan pun maunya melaju melaju cepat. Pokoknya kurang cocok dengan orang-orang dari luar kota yang gaya hidupnya slowly seperti saya, misalnya.
#5. Panas
Jakarta terletak di dataran rendah, dekat pantai sehingga hembusan anginnya terasa lebih panas dan agak gersang. Gerah atau sumuk terasa di badan. Makanya cita-cita saya ketika baru sampai di sini adalah mandi. Ternyata oh ternyata sudah mandi jebar-jebur menghabiskan banyak air rasanya masih saja kurang segar, nggak ada nyes-nyesnya sama sekali. Kalau saja tidak diingatkan agar bijak menggunakan air, bisa-bisa kami menghabiskan air di sini.
#6. Kumuh
Untuk menuju rumah calon besan kami melewati pasar tumpah. Penampakan pasarnya hampir sama seperi pasar pagi di Kebalen Malang. Pedagang kaki lima berjejer rapat di tepian sungai dengan aneka macam barang dagangan. Mereka menjajakan sayur mayur, tahu, tempe, ayam (mati), jengkol, aneka buah-buahan, terlihat juga ada penjual tas, baju juga sepatu dan sandal. Semuanya berbaur di situ, pasarnya memanjang, sepanjang sungai yang beraroma.