Mohon tunggu...
Nurifah Hariani
Nurifah Hariani Mohon Tunggu... Guru - Guru yang suka membaca dan senang berkhayal

Guru di sebuah sekolah swata di kota Malang, sedang belajar menulis untuk mengeluarkan isi kepala, uneg-uneg juga khayalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Muridku yang Istimewa

13 Mei 2024   09:38 Diperbarui: 13 Mei 2024   09:51 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Muridku yang Istimewa

Saya punya murid, kelas 7. cowok, sebut saja namanya AF. Ia terdaftar sebagai siswa inklusi di sekolah kami.  Kata orang tuanya ia hiperaktif. SD nya dulu memperlakukannya secara khusus karena ia ABK. Tetapi sampai saat ini kami belum diberi dokumen semacam tes IQ atau keterangan dari psikolog yang membuktikan AF itu ABK.

Sejak masa orientasi siswa baru, ia sudah terlihat berbeda dari anak-anak lain. Saat teman-temannya belajar di kelas ia memilih ke luar kelas. Ia bisa bersepeda muter-muter di bawah terik matahari sambil teriak-teriak. Sering juga ia duduk di teras sambil menggambar mobil, truk, bus dan kereta api. Objek yang paling disukainya adalah kereta api. Ia hapal nama semua kereta api dan jurusannya  bahkan juga perlintasannya. Saya pernah bertanya kepadanya, naik kereta apa yang paling enak ke Jakarta. Ia menyebut nama kereta apinya, harga tiketnya juga kota-kota yang dilaluinya.

AF tak bisa berlama-lama duduk di kelas. Ketika bosan ada saja yang dilakukannya.  Ketika teman-temannya asyik memperhatikan Guru ia berulah. Tanpa p-erlu alasan apapun ia melempar pensil ke muka temannya, mengatai temannya atau pun menggoyang-goyang bangku tempatnya duduk. Jika teman-temannya membalas, ia bisa berteriak bahkan menangis lalu mengadu kepada Guru seolah-olah ia menjadi korban.

Dalam hal kecerdesan, AF termasuk biasa saja, tidak pandai tapi juga tidak bodoh-bodoh amat. Istimewanya  ia sering membangkang,  tidak mau menurut dan selalu saja menawar tugas yang diberikan Guru. Lucunya ia selalu minta nilai yang terbaik, tidak mau kalah dengan teman-temannya. Saya mau nilai seratur, begitu katanya. Lha piye ? Tugasnya  sepuluh  hanya dikerjakan tiga ,  bilangnya capek tetapi minta  nilai sempurna.

Di semester genap ini AF setiap hari masuk sekolah, masuk pukul 07.00 pulang pukul 09.00. Ia tidak masuk di kelas tetapi belajar secara privat di ruang tamu di kantor  guru. Lha piye? Daripada ngereog dan tantrum gak jelas yang membuat gaduh. Saya dan teman-teman guru lainnya bergantian mengajarinya. Seharusnya siswa seperti AF ini mendapatkan Guru Pendamping Khusus. Hal ini sudah kami konsultasikan dengan pengawas sekolah juga orang tuanya. Namun apa daya biaya yang menjadi kendala.

Dari beberapa literatur yang saya baca tentang ABK, anak seperti AF memang perlu perlakuan khusus seperti mendapatkan guru shadow dan diet jenis makanan tertentu. Saya yang menjadi wali kelasnya pernah ngobrol dengan orang tuanya, sayangnya respon mereka kurang bagus, selain karena kesibukan juga sepertinya mereka enggan membicarakan anaknya.

Sampai saat ini  ada sih kemajuan AF seperti sudah mau berdoa sebelum pelajaran dan doa sebelum pulang. Ia juga sudah mau mengaji dengan membaca surat-surat pendek, sudah beberapa kali mau ikut sholat dhuha berjamaah. Untuk pelajaran hanya pelajaran TIK yang ia suka karena boleh memgang chromebook meski tidak mau berbagi dengan temannya. Tugas-tugas dari pelajaran lain selalu ditawarnya dengan alasan nanti dikerjakan bersama Bunda di rumah. Tapi bo'ong. Setiap saya mengecek tugasnya ia selalu menghempaskan kaki dan mendengkus kesal. Ia tak menyukai saya yang sering wa kepada bapaknya.

 "Bu Nur jahat, slalu saja wa ayahku." begitu katanya. Duh, saya sudah kayak pelakor saja. Itu makanya setiap pagi ia menyalami semua Guru kecuali saya. Tetapi nanti saat detik jam beranjak dari angka sembilan ia akan mendekati saya."Bu Nur, saya mau pulang, tolong wa kan ayahku." Nah , kan!

Saya tak bosan-bosannya berpesan kepada anak-anak yang lain agar tidak menggoda AF, apapun yang AF katakan, abaikan saja. Apapun yang dikerjakan AF jangan dikomentari. Sapa saja AF seadanya sebagai teman. Saya minta mereka memperlakukan AF sewajarnya. AF memang berbeda dengan anak-anak lainnya tetapi ia sudah sempurna dalam ketidaksempurnaannya.

Pojok Kelas di Malang , 13052024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun