Mohon tunggu...
Nuriah Muyassaroh
Nuriah Muyassaroh Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Penulis adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang jurusan akuntansi yang menekuni dunia kepenulisan baik fiksi maupun non fiksi. Penulis juga berpengalaman menjadi penulis freelance di salah satu media online.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Pelayanan Terbaik BRT Tidak Bisa Berlaku di Seluruh Wilayah

4 Februari 2019   23:00 Diperbarui: 5 Februari 2019   05:20 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                                                                                   sumber: en.wikipedia.org

Tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia mendorong tumbuhnya masalah-masalah baru seiring berjalannya waktu. Namun, dari problematika itu pula memicu pemerintah untuk terus berinovasi guna menciptakan solusi yang tepat untuk kesejahteraan masyarakat. 

Salah satunya adalah dalam hal pelayanan transportasi. Masyarakat sangat mengharapkan pemerintah menyediakan transportasi massal yang mampu menunjang kegiatan ekonomi dan sosial mereka. Salah satunya adalah melalui penggalakan transportasi publik berbasis jalan atau biasa disebut dengan Bus Rapid Transit (BRT). 

Sebelumnya, BRT ini telah diterapkan di beberapa wilayah di Indonesia, seperti Trans Jogja yang sudah dimulai sejak tahun 2008, Trans Bandar Lampung yang diluncurkan pada tahun 2011, Trans Jakarta yang sudah dioperasikan sejak 2004 dan beberapa BRT di wilayah lainnya. Baru-baru ini, tepatnya pada bulan Agustus 2018, Jawa Tengah juga meluncurkan BRT Trans Jateng Koridor I Purwokerto-Purbalingga. Sehingga total BRT tahun 2018 mencapai 280 unit yang disiapkan oleh kementrian perhubungan. Harapannya, permintaan pengadaan BRT ini akan semakin meningkat di tahun-tahun berikutnya.

Mengapa permintaan BRT meningkat setiap tahunnya? Hal ini karena beberapa keefektifan penggunaan BRT yang menguntungkan masyarakat. Dimana, sudah dibuktikan dengan beberapa penelitian yang dilakukan.

Kajian penelitian yang dilakukan pada moda transportasi BRT di Kota Semarang membuktikan bahwa BRT cukup efektif. Hal ini terbukti dari beberapa pendapat masyarakat, antara lain :

1. Terintegrasinya koridor BRT satu dengan yang lain

2. Tempat pemberhentian BRT/halte nyaman

3. Adanya rambu informasi

4. Adanya pintu masuk ke halte

5. Adanya trotoar untuk pejalan kaki

6. Lantai halte sejajar dengan lantai bus yang memudahkan penumpang berpindah dari halte ke bus dan sebaliknya

7. Adanya bidang miring yang memudahkan kaum diffabel

8. Tarifnya terjangkau, yaitu Rp.1000 saja untuk pelajar dan Rp.3.500 untuk umum

9. Lebih nyaman dari transaportasi lain

Kajian penelitian juga telah dilakukan di BRT Kabupaten Sidoarjo yang menyatakan bahwa pelayanan dan operasional dinilai baik. Hal ini berdasarkan tanggapan masyarakat mengenai adanya uji coba BRT di Kabupaten Sidoarjo, antara lain:

1. Kondisi bus dalam keadaan baik dan kebersihannya terjaga

2. Tersedianya pelayanan keamanan, keselamatan, keteraturan dan kenyamanan penumpang yang meliputi : tersedianya lampu isyarat tanda bahaya, tersedianya kabel listrik sebagai fasilitas penunjang, adanya asuransi kecelakaan, tersedianya informasi pelayanan termasuk jadwal dan trayek serta peayanan lainnya.

Berdasarkan hasil kajian kedua penelitian tersebut bisa disimpulkan bahwa BRT menyediakan pelayanan yang lengkap demi kepuasan penumpang. Salah satunya dengan tarif yang terjangkau bagi masyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan pengadaan BRT Yaitu untuk meningkatkan pelayanan masyarakat di bidang transportasi dan menekan tingkat kemacetan di jalan raya, khususnya di kota-kota besar.

Namun, sebelum diterapkannya BRT di seluruh wilayah dalam rangka pengembangan sistem, tentu harus ada uji coba dahulu untuk mengetahui tingkat respon dari masyarakat. Dikhawatirkan operasi tidak berjalan dikarenakan banyaknya kendala yang memungkinkan terjadi di daerah tersebut, seperti maraknya transportasi online, banyaknya angkutan umum dan sebagainya. 

Sebagaimana yang terjadi di NTB yang hanya beroperasi beberapa kali saja dan kini belum menemukan solusi yang tepat untuk kelanjutan dari BRT tersebut. Padahal sudah dibangun berpuluh-puluh halte di sepanjang jalan, disediakannya BRT sebanyak 25 unit, namun karena tidak berproses maka ditarik sedikit demi sedikit. Itulah beberapa kendala yang perlu diantisipasi dari rencana pengembangan operasi BRT di suatu wilayah.

Daftar pustaka

Nurhidayati, Istiqomah dan Fajrin Pradita Wina. 2016. Kajian Kinerja Pelayanan Bus Rapid Transit (BRT) Kabupaten Sidoarjo. Online. (sipil.studentjournal.ub.ac.id ), diakses pada 4  Februari 2019.

Gilang Pradipta, Enggar, Dkk. 2014. Efektivitas BRT (Bus Rapid Transit) Trans Semarang Sebagai Moda Transportasi di Kota Semarang. Online. (journal.unnes.ac.id/ ), diakses pada 4 Februari 2019.

Unknow. 2019. Layanan Transportasi Massal di NTB Suram. Online. (https://radarlombok.co.id/layanan-transportasi-massal-di-ntb-suram.html), diakses pada 4 Februari 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun