Mohon tunggu...
Muhammad NurhidayaturRozikin
Muhammad NurhidayaturRozikin Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan

Teknik Material dan Metalurgi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mahasiswa ITK Sulap Limbah Serbuk Kayu Ulin dan Bambu Menjadi Papan Partikel Ramah Lingkungan

13 September 2020   08:27 Diperbarui: 13 September 2020   08:35 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi mahasiswa

Mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Balikpapan, yang tergabung dalam Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) Bidang Penelitian Eksakta atas nama, Muhammad Nurhidayatur Rozikin Prodi Teknik Material dan Metalurgi, Nur Aini Safitri Pattara Prodi Teknik Kimia, dan Ifdil Cahyadi Prodi Matematika. Membuat gagasan terkait pengolah limbah serbuk kayu ulin dan bambu sebagai papan partikel, papan partikel ini nantinya sebagai aplikasi pembuatan furniture.

Kekurangan bahan baku kayu telah menjadi masalah serius yang dihadapi oleh industri di Indonesia. Hal ini terjadi karena kecepatan yang tidak seimbang antara penggunaan kayu dan pembangunan tegakan baru. Sementara itu, kebutuhan kayu untuk mebel, bahan bangunan, dan keperluan lain terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia. 

Oleh karena itu, perlu adanya bahan baku alternatif untuk industri pengolahan kayu. Bambu merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, oleh karena itu bambu termasuk tanaman serbaguna. Tanaman bambu telah digunakan masyarakat sejak jaman dahulu antara lain untuk bahan bangunan, mebel, alat rumah tangga dan barang kerajinan. Di Indonesia bambu dapat dijumpai baik di daerah pedesaan maupun di dalam kawasan hutan.

Selain bambu, juga ada ulin yang memiliki kegunaan yang sama seperti bambu. Di Kalimantan terdapat beberapa nama daerah untuk Ulin, yaitu belian, tabulin, telian, tulian dan ulin. Ulin merupakan jenis pohon hutan Kalimantan yang multimanfaat yaitu dapat dilihat dari produk kayu dan produk non kayu, ekologi dan sosial budaya yang terbuat dari ulin. 

Selain itu, ulin juga memiliki nilai ekonomi tinggi disamping jenis-jenis kayu dari suku Dipterocarpaceae. Produk ulin dari Kalimantan Timur tidak hanya untuk konsumsi lokal, tapi juga telah menjadi salah satu komoditas ekspor, dimana Cina menjadi negara pengimpor ulin terbesar dari Kalimantan Timur.

Untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan limbah industri pengolahan bambu dan ulin, limbah tersebut digunakan sebagai bahan baku dalam aplikasi papan partikel yang merupakan salah satu alternatif dalam industri pengolahan kayu. Papan partikel adalah papan buatan yang terbuat dari serpihan kayu dengan bantuan perekat sintesis kemudian dikempa panas sehingga memiliki sifat seperti kayu, tahan api dan merupakan bahan isolasi serta bahan akustik yang baik.

Proses  papan partikel berpenguat serbuk kayu ulin dan serbuk kayu mengikuti tahapan sebagai berikut:
1. Batang bambu dan kayu ulin diserut untuk mendapatkan serbuk bambu.
2. Serbuk bambu dan kayu di oven untuk menghilangkan kadar air berlebih.
3. Menimbang serbuk kayu ulin dan serbuk bambu sesuai komposisi yang akan diuji.
4. Pembuatan cetakan dengan ketentuan, untuk pengujiaan tarik menggunakan kaca dengan ketebalan 4 mm dengan ukuran 225 x 130 mm dan mempunyai daerah pencetakan 165 x 70 mm, untuk pengujian impak menggunakan kaca dengan ketebalan 10 mm dengan ukuran 130 x 100 mm dan mempunyai daerah pencetakan 70 x 40 mm, sedangkan untuk pengujian bending menggunakan kaca dengan ketebalan 4 mm dengan ukuran 210 x 110 mm dan mempunyai daerah pencetakan 10 x 50 mm.
5. Pengolesan wax mold release atau kit mobil pada cetakan untuk memudahkan pengambilan benda uji dari cetakan.
6. Serbuk kayu dan serbuk kayu ulin ditaruh dalam cetakan secara acak dalam cetakan sesuai dengan variasi komposisi uji.
7. Penuangan resin kedalam cetakan.
8. Cetakan dikempa panas pada tekanan 20 kgf/cm2 pada suhu 130C, selama 10 menit.
9. Proses pengambilan komposit dari cetakan yaitu menggunakan pisau ataupun cutter.
10. Benda uji komposit siap untuk dipotong menjadi spesimen benda uji.
11. Benda uji dilakukan pengujian tarik untuk mengetahui modulus elastisitas (MOE) dan modulus patah (MOR), pengujian impak untuk mengetahui harga impact, dan peng

Menurut Rozikin, diharapkan program penelitian ini adalah turut andil dalam pengembangan bahan pembuat papan partikel (furniture) yang ramah lingkungan dengan bahan baku yang mudah di dapat, serta mengetahui sifat mekanik yang sesuai pada penggunaannya sebagai furniture. Serta menjadi peluang terwujudnya pembangunan berkelanjutan.

#ITK #InstitutTeknologiKalimantan #PKM2020 #PKM #PapanPartikel

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun