Kota Semarang, 4 Agustus 2025 --- Tim Pengabdian UNNES bersama SMA Negeri 6 Semarang melaksanakan program pengabdian bertema Penguatan Kompetensi Guru Kimia melalui Workshop SSC (Small Scale Chemistry) berbasis STEM dan Penerapannya bagi Siswa. Kegiatan ini difokuskan pada penguatan kapasitas guru sekaligus memperkaya pengalaman belajar praktikum siswa melalui pendekatan kimia skala kecil yang hemat bahan, aman, dan kontekstual.
Rangkaian acara diawali pembukaan singkat oleh panitia, menyanyikan Indonesia Raya, dan doa. Selanjutnya sambutan dari pimpinan sekolah serta ketua program menegaskan pentingnya kolaborasi sekolah--kampus guna menghadirkan pembelajaran sains yang relevan. Sesi seremonial ditutup dengan foto bersama dan penandatanganan Implementation Agreement (IA) sebagai penanda komitmen kemitraan.
Pada sesi workshop, Dr. Sigit Priatmoko, M.Si memaparkan materi "Sintesis Material sesuai Konsep Education for Sustainable Development (ESD) dan Small Scale Chemistry (SSC)". Beliau menekankan integrasi ESD dan green chemistry ke dalam eksperimen kurikuler mulai dari perancangan sintesis hemat bahan/energi, pemilihan pelarut lebih aman, hingga penilaian jejak lingkungan serta contoh LKPD dan asesmen formatif yang mendorong kreativitas ilmiah.
Berikutnya, Dr. Harjono, S.Pd., M.Si membahas "Aspek Manajemen dalam Implementasi SSC berbasis STEM dalam Pembelajaran Kimia di Sekolah Menengah". Paparannya menitikberatkan perencanaan tujuan dan luaran, penyusunan SOP K3, pengelolaan alat--bahan yang efisien, pengaturan alur kerja micro-lab dan time-on-task, mitigasi risiko, pengelolaan limbah praktikum, serta strategi diferensiasi agar semua siswa terlibat aktif.
Sesi ketiga oleh Subhan, S.Pd., M.Kom., M.Pd. mengulas "Dasar Berpikir Komputasional" untuk mendukung pembelajaran sains. Konsep dekomposisi masalah, pengenalan pola, abstraksi, dan perancangan algoritme diterapkan pada kegiatan laboratorium: penggunaan alat digital/spreadsheet untuk pencatatan data, pemodelan sederhana (kurva warna--pH hasil kalibrasi), visualisasi, serta umpan balik cepat.
Kegiatan berlanjut ke praktikum SSC yang dirancang skala kecil, hemat bahan, dan berorientasi keselamatan. Percobaan pertama, Pembuatan dan Kalibrasi Indikator Alami, mengajak siswa mengekstrak pigmen dari bahan nabati (misalnya kol ungu, kunyit, atau bunga telang), menyaring larutan, kemudian mengalibrasi indikator dengan deret larutan asam--basa berkadar aman untuk menyusun peta warna terhadap pH. Diskusi hasil menyoroti kisaran sensitivitas, kestabilan warna, dan faktor yang memengaruhi akurasi (konsentrasi, pencahayaan, pelarut).
Percobaan kedua, Titrasi Asam--Basa Skala Kecil menggunakan Indikator Alami, mempraktikkan netralisasi dengan pipet tetes/spuit sebagai "mikro-buret" dan larutan berkonsentrasi rendah. Perubahan warna indikator alami digunakan sebagai penanda kedekatan titik ekuivalen; siswa mencatat volume tetesan, menghitung perkiraan konsentrasi, membandingkan hasil antarkelompok, dan merefleksikan sumber kesalahan (ukuran tetes, keterlambatan observasi, kebersihan alat) untuk perbaikan di percobaan berikutnya.
Kolaborasi lintas peran---dosen dan tendik sebagai pembimbing, guru sebagai co-fasilitator, serta mahasiswa sebagai pendamping dokumentasi dan asistensi---memastikan transfer pengetahuan dan keterampilan berlangsung dua arah, dari perancang materi ke praktisi kelas dan kembali sebagai umpan balik berbasis praktik.
Program ini menghasilkan penguatan pemahaman guru terhadap rancangan pembelajaran SSC (Small Scale Chemistry) berbasis STEM, pengalaman praktikum yang lebih terarah dan menyenangkan bagi siswa, serta kesepakatan tindak lanjut berupa pendampingan implementasi di kelas melalui kemitraan sekolah--kampus.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI