Mohon tunggu...
Nurhayati
Nurhayati Mohon Tunggu... Penulis biasa

Penulis biasa

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Apakah Sebenarnya yang Diinginkan oleh Masyarakat dari Para Ulama?

18 Maret 2025   21:58 Diperbarui: 18 Maret 2025   21:58 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: website suara Nahdliyin

Salah satu ekistensi kekayaan yang harus disyukuri oleh bangsa Indonesia adalah masih banyaknya tersebar para ulama yang gemar dan tiada henti menyampaikan risalah dakwah di bumi pertiwi ini. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ulama didefinisikan sebagai orang yang ahli dalam pengetahuan agama Islam. Pemaknaan ini hanya terbatas pada ranah pengetahuan agama Islam saja. Berbeda dengan Muhammad Quraish Shihab yang memandang bahwa ulama ialah orang-orang yang memiliki pengetahuan mendalam baik dalam ilmu agama, ilmu alam, maupun ilmu sosial. Jadi, pemaknaan Quraish Shihab mengenai ulama terlihat lebih luas. 

Saat ini, masyarakat menghadapi banyak fenomena sosial yang terus berkembang mengikuti arah zaman. Banyak perubahan yang terjadi senafas dengan perubahan umat manusia di segala bidang. Hal ini tentu akan mempengaruhi pendirian dan keinginan seseorang untuk menemukan inovasi baru yang berkaitan dengan perubahan zaman tersebut. Untuk mencapai proses tersebut, maka umat manusia tentu banyak menemukan problem-problem baru yang belum dialami sebelumya.

Oleh karena itu, masyarakat mengharapkan agar para ulamanya tidak hanya berceramah, berkhutbah, menyelenggarakan pengajian, atau memberikan tuntutan dan pengarahan bagi peningkatan taraf hidup, namun lebih jauh lagi, para Ulama harus mampu berbaur dengan masyarakat untuk mencarikan alternatif-alternatif baru bagi pemecahan problem-problem sosial dan ekonomi, khususnya jika alternatif yang sudah ada bertentangan dengan ajaran agama. 

Bagi masyarakat, larangan yang disampaikan oleh para ulama tanpa memberikan alternatif pengganti yang logis dan dapat diterapkan merupakan salah satu kesenjangan yang terjadi antara masyarakat dan para Ulama. 

Realitas yang terjadi saat ini adalah pemahaman agama yang dilakukan oleh para Ulama lebih banyak mengarah kepada Fiqh Oriented (Orientasi Fiqih) sehingga lebih banyak penyampaian ulama berada dalam lingkup pengenalan "apakah Islam itu" bukan pada lingkup "bagaimanakah Islam itu".

Di sisi lain, banyak masyarakat yang jenuh dengan penyampaian para Ulama yang selalu berorientasi pada pemahaman fiqih walaupun tidak dipungkiri juga bahwa para Ulama menjelaskan aspek tersebut karena ulah masyarakat pula yang banyak melakukan pelanggaran yang sebenarnya sudah diketahui hukumnya namun tetap dilanggar pula. Maka untuk menghilangkan aspek kesenjangan tersebut, diperlukan Ulama sosial yang mampu berbaur dengan masyarakat dan dibutuhkan pula masyarakat yang berpikir. 

Para ulama harus mampu bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat baik para pakar sosial, kesehatan, ekonomi, dan sebagainya untuk mencari solusi terhadap permasalahan masyarakat yang begitu sangat kompleks saat ini.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun