Mohon tunggu...
Andi Nur Fitri
Andi Nur Fitri Mohon Tunggu... Konsultan - Karyawan swasta

Ibu dua orang anak, bekerja di sekretariat Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia Komisariat Wilayah VI (APEKSI Komwil VI)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dongeng Keliling, "Because Children are 100% Our Future"

18 April 2018   14:19 Diperbarui: 18 April 2018   14:32 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring dengan berjalannya waktu, dongkel menjadi populer di kalangan sekolah di kota Makassar. Cara untuk mendaftar dan mendapatkan informasi Dongkel pun cukup mudah, bisa melalui akun facebook DONGKEL PERPUSLING, ataupun akun media sosial yang tercantum di FB tersebut. Tidak kalah menariknya karena program ini Gratis...yeayyy!!! Meskipun dalam beberapa kesempatan banyak juga sekolah atau pihak pemesan tertentu telah menyediakan penganan sederhana untuk Tim Dongkel. Ini mungkin karena mereka senang dengan layanan dongkel. Untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas, dikembangkan tiga macam prosedur untuk dongkel yaitu :

1. Program Khusus, misalnya di beberapa perhelatan tertentu yang mengumpulkan anak sekolah seperti di Trans Studio.

2. Titik Layanan; berupa surat edaran yang ditandatangani oleh Sekda kota Makassar tentang layanan dongkel bagi sekolah-sekolah dan dilayani sesuai dengan keputusan dari Dinas Perpustakaan. Proses ini dilakukan secara bergiliran di sekolah-sekolah tingkat TK dan SD di kota Makassar.  Hingga tahun 2018 ini titik layanan telah mencapai kurang labih 350 sekolah, dengan perbandingan, TK 60% dan SD 40%.

3. Pesanan; prosedur ini biasanya dilakukan oleh sekolah, masyarakat ataupun komunitas tertentu dengan cara bersurat ke Dinas Perpustakaan.  

Dari Usia Emas ke Generasi Emas

Manfaat mendongeng bagi anak-anak mungkin sudah tidak terbantahkan. Selain meningkatkan minat baca, setumpuk manfaat dapat diraih melalui dongeng yaitu pengenalan kosakata baru, menjadikan anak-anak kritis, pengembangan imajinasi, menggali keterampilan berbahasa --mulai dari menyimak, berbicara, membaca, hingga menulis, penanaman nilai-nilai moral, serta membangun kecerdasan emosional. 

Misi dari Dinas Perpustakaan sendiri selain memberdayakan masyarakat pendongeng juga mendongkrak minat baca masyarakat yang dimulai dari anak-anak.

Kerja keras Dinas Perpustakaan  mulai menampakkan hasil. Kian hari makin banyak pendaftar Dongkel. Penjadwalan pendongeng dilakukan secara ketat, karena sudah banyak pendongeng yang menerima tawaran secara mandiri, seperti acara ultah di resto cepat saji, acara keagamaan di sekolah dan serupanya. Rupanya program ini menciptakan lapangan pekerjaan baru, yaitu pendongeng. 

Kemudian tingkat kunjungan ke mobil perpusling semakin banyak ketika aktifitas mendongeng selesai. Tak kalah penting, minat baca pun meningkat. Awal inisiasi Dongkel, minat baca meningkat menjadi 39% dan pada akhir tahun 2017, meningkat menjadi 42,91%.

Program Dongkel yang telah berjalan bukanlah tanpa kendala, minimnya jumlah buku, kekurangan armada dan kekhawatiran mengganggu jam sekolah, masih terus dikomunikasikan oleh dinas. Pernyataan Kadis Perpustakaan pemkot Makassar, A. Siswanta Attas "bahwa tidak mustahil jika suatu saat ada bidang yang khusus menangani masalah dongeng. Ini karena sebenarnya setiap daerah memiliki mobil perpusling, dengan nomenklatur yang jelas dalam DPA, tinggal bagaimana dimodifikasi saja, merupakan kata kunci keberlanjutan program ini"    

Pada april tahun 2017, Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) menetapkan bahwa Dongkel masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik untuk kategori Kota. Usaha untuk memantapkan Dongkel sebagai salah satu inovasi mendapatkan apresiasi. Belum lagi sambutan setiap sekolah yang didatangi, kehangatan mereka adalah salah satu bentuk bahwa program ini sangat berterima, khususnya di lingkungan pendidikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun