Mohon tunggu...
Nur Fararizaa
Nur Fararizaa Mohon Tunggu... Ilmu Hubungan Internasional Universitas Teknologi Yogyakarta

Hoby saya treveling sebab treveling membuat saya bisa tenang dan mencari inspirasi baru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Kekuatan ke Kepercayaan: Empat Cara Teori Hubungan Internasional Melihat Dunia

15 Oktober 2025   01:15 Diperbarui: 15 Oktober 2025   01:15 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Pendahuluan

Dalam dunia Hubungan Internasional (HI), teori berfungsi sebagai kacamata untuk memahami bagaimana negara berperilaku dan berinteraksi di panggung global. Melalui teori, kita dapat menjelaskan mengapa negara tertentu memilih perang, sementara yang lain lebih mengutamakan diplomasi dan kerja sama.

Dari berbagai teori yang berkembang, ada empat teori yang berpengaruh dan menjadi dasar analisis hubungan antarnegara, yaitu Realisme, Neo-Realisme, Liberalisme, dan Neo-Liberalisme.

Masing-masing teori memiliki pandangan yang berbeda terhadap sifat manusia, sistem internasional, dan tujuan utama negara.

1. Realisme

Tokoh penting: Hans J. Morgenthau, Niccol Machiavelli, Thomas Hobbes

Realisme merupakan teori klasik yang memandang dunia internasional sebagai arena persaingan kekuasaan. Bagi kaum realis, dunia ini bersifat anarkis, artinya tidak ada otoritas tertinggi yang dapat memaksa negara untuk tunduk pada aturan bersama. Karena itu, setiap negara harus mengandalkan kekuatannya sendiri (self-help) untuk bertahan hidup.

Realisme menekankan bahwa manusia pada dasarnya bersifat egois dan memiliki dorongan alami untuk mendominasi. Sifat dasar manusia yang mementingkan diri inilah yang tercermin dalam perilaku negara. Hans Morgenthau menegaskan bahwa politik internasional adalah perjuangan abadi untuk kekuasaan (struggle for power), dan semua keputusan negara berakar pada kepentingan nasional (national interest).

Realis menekankan bahwa keamanan dan kekuasaan adalah tujuan utama setiap negara. Negara akan selalu bertindak rasional untuk mempertahankan kedaulatannya, bahkan jika harus mengorbankan moralitas.

Contoh:
Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet menggambarkan logika realisme. Kedua negara membangun kekuatan militer besar-besaran untuk menjaga posisi dominan dan mencegah pihak lain menjadi lebih kuat. Dan dunia pada masa itu terbagi menjadi dua blok besar yang saling curiga, tanpa adanya jaminan perdamaian.

2. Neo-Realisme (Realisme Struktural)

Tokoh penting: Kenneth Waltz

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun