Mohon tunggu...
Healthy

Peran Farmasis di Era Revolusi Industri 4.0

2 April 2019   18:45 Diperbarui: 2 April 2019   19:11 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Assalamualaikum Warohmatullah Wabarokatuh, saya Nurfadhilah Asfa, seorang mahasiswa Farmasi di Universitas Hasanuddin. Artikel ini berisi bagaimana peran seorang farmasis di era revolusi industri 4.0. Lets get started !

Farmasi adalah salah satu bidang kesehatan yang berfokus pada produksi dan pengawasan obat. Farmasis berperan dalam distribusi obat serta mempelajari mengenai obat serta mekanismenya didalam tubuh manusia. Berbicara mengenai farmasi tentu yang dibenak kita tidak terlepas dari obat. Produksi obat selalu berkaitan dengan teknologi. Seiring berkembangnya teknologi, produksi farmasi juga akan berkembang pesat. Microballons salah satunya. Teknologi ini adalah salah satu penemuan baru dalam sistem penghantaran obat didalam tubuh manusia. Jika suatu obat diformulasi dengan sistem ini, obat akan lebih lama berada didalam tubuh. Inilah salah satu contoh pengembangan teknologi farmasi. Dengan adanya teknologi ini, kualitas dari suatu obat dalam menyembuhkan penyakit meningkat.

Saat ini sedang hangat dibicarakan mengenai revolusi industri 4.0 setelah presiden Joko Widodo memberikan sedikit pernyataan mengenai Making Indonesia 4.0. Making Indonesia 4.0 direncanakan sebagai roadmap yang terintegrasi untuk mengimplementasikan sejumlah strategi dalam memasuki era Revolusi Industri 4.0. Guna mencapai sasaran itu, perlu dilibatkan beberapa kepentingan, mulai dari institusi, asosiasi dan pelaku industri hingga unsur akademisi.

Nah, sebenarnya revolusi industri itu apa sih ? Jadi, revolusi industri adalah perubahan besar dan radikal terhadap cara memproduksi barang. Sampai sekarang sudah ada empat revolusi industri. Revolusi industri 1.0 yang dimulai saat mesin uap ditemukan. Pada saat ini, manusia sudah mulai berusaha untuk membuat pekerjaannya menjadi lebih efisien. Revolusi industri 2.0 dimulai saat ditemukannya listrik. Revolusi industri 3.0 dimulai saat semua pekerjaan mengalami automatisasi. Sekarang adalah era revolusi industri 4.0. Semua celah kehidupan manusia berkaitan dengan internet. Kemajuan yang paling terasa adalah internet. Manusia saling terhubung ke sebuah jaringan bersama. Bukan hanya itu, manusia akan "selalu" terhubung dengan teknologi internet.

Internet of things. Maksudnya disini adalah segala sesuatu di era ini terhubung dengan internet. Aplikasi ojek online adalah salah satu contohnya. Kita bisa memesan makanan, mengirimkan barang, pergi ke semua tempat dengan adanya aplikasi ini. Jika dibandingkan dengan ojek konvensional, tentunya jika mereka tidak berbenah, yah, mereka lama kelamaan akan kehilangan lapangan kerja mereka. Tujuan manusia disini adalah memudahkan pekerjaan mereka. Itulah hakikat dari sebuah teknologi.

Kemajuan teknologi juga menciptakan banyak cara cara untuk memanfaatkan informasi untuk merekam segalanya selama satu hari full. Yang direkam juga dapat bermacam-macam, baik itu kinerja pegawai, pengaturan alat dan sebagainya. Misalnya, perusahaan dapat melacak gerakan semua pegawainya selama berada di pabrik. Dari data yang terekam, dapat diketahui bagaimana kinerja pegawai selama bekerja, sehingga pemilik perusahaan atau manajernya dapat mengaturnya dari jauh, tanpa harus turun langsung ke lokasi. Masih banyak informasi yang dapat diperoleh dari data yang berbeda pula, dan juga masih banyak sekali cara untuk meningkatkan produktivitas pabrik. Banyaknya ragam maupun jumlah data baru ini disebut juga sebagai big data

Selain itu, di era revolusi industri 4.0, pengolahan data menjadi lebih mudah yang disebut dengan cloud computing. Perhitungan-perhitungan rumit memerlukan komputer canggih yang besar, tapi karena terhubung dengan internet, karena ada banyak data yang bisa dikirim melalui internet, semua perhitungan tersebut bisa dilakukan di tempat lain, bukannya di pabrik. Jadi, sebuah perusahaan yang punya 5 pabrik di 5 negara berbeda tinggal membeli sebuah superkomputer untuk mengolah data yang diperlukan secara bersamaan untuk kelima pabriknya. Tidak perlu lagi membeli 5 superkomputer untuk melakukannya secara terpisah.

Perkembangan selanjutnya pada era revolusi industri 4.0 adalah machine learning. Mesin akan memiliki kemampuan untuk belajar, mampu mengoreksi kesalahan yang terjadi sehingga memberikan hasil yang yang terbaik. Sebelum machine learning, komputer dijalankan oleh manusia, namun di era revolusi industri 4.0, komputer bisa jadi tidak akan dijalankan lagi, namun bisa mengoperasikan dirinya sendiri, mampu memperbaiki kesalahan secara otomatis, yah, manusia tinggal duduk tenang dan semua pekerjaan akan selesai !

Revolusi industri 4.0 memberikan juga pengaruh besar terhadap dunia kesehatan. Hal ini juga tentunya berdampak pada dunia farmasi. Dengan adanya internet, semua orang akan terhubung satu sama lain. Industri farmasi akan berusaha untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas produknya, sekaligus dapat mengurangi resiko dan limbah. Teknologi dapat mengotomatisasi proses didalam apotek. Di era revolusi industri 4.0, apotek bisa saja dijalankan tanpa seorang apoteker didalamnya. Pekerjaan apoteker akan jauh lebih mudah, karena mereka tidak lagi akan bertemu langsung dengan konsumen, tetapi melalui jaringan internet. Distribusi obat bahkan dapat dikontrol dari luar.

Dalam dunia farmasi, banyak tahapan uji yang dilakukan dalam pembuatan sediaan obat, dari penentuan bahan baku hingga proses pengemasannya yang tentu saja akan membantu keberhasilan dari suatu produk. Setiap tahapan yang dilakukan juga saling terhubung satu sama lain sehingga dalam peningkatan kualitas produk farmasi, industri membutuhkan teknologi yang canggih. Selain untuk menjaga kualitas produk, pengembangan teknologi dalam bidang farmasi akan mengurangi bahan baku yang berbasis kimia yang diimpor dari luar negeri.

Sebagai seorang farmasis, kita harus mampu untuk terus mengembangkan kemampuan dalam bidang farmasi. Revolusi industri menuntut kita untuk terus mengembangkan hal itu. Farmasis harus mampu terus mengembangkan kemampuan dirinya dalam bidangnya, serta terus melakukan sesuatu yang terbaik bagi masyarakat dengan memanfaatkan berbagai macam teknologi yang berkembang saat ini. Dengan nanoteknologi, memungkinkan benda dipecah dalam skala nanometer atau satu per semiliar meter. Teknologi ini dapat diikatakan mampu mendorong pertumbuhan industri di segala bidang, termasuk industri farmasi. Dalam industri farmasi, nanoteknologi berperan dalam meningkatkan kualitas produksi dan keamanan. Nanoteknologi juga dapat mengatasi berbagai masalah dalam peningkatan kualitas produk, seperti formulasi obat yang memili biavaibilitas yang rendah dalam tubuh. Dengan nanoteknologi, ukuran obat dapat diperkecil hingga satu per miliar meter sehingga kemungkinan obat untuk terserap dengan baik didalam tubuh akan meningkat. Di era revolusi industri, nanoteknologi mampu mengurangi bahan baku sehingga bahan yang digunakan menjadi lebih sedikit. Bahkan kedepannya, bisa jadi dalam suatu formula obat, zat aktif yang digunakan bisa lebih sedikit namun dapat memberikan efek farmakologi yang maksimal. Contohnya seseorang harus meminum obat 3 kali sehari, namun dengan adanya teknologi, bisa saja dosis yang diberikan lebih sedikit tapi mampu membuat orang tersebut kembali sehat.

Di masa yang akan datang, akan dibuat sebuah layanan farmasi elektronik yang namanya E-Pharmacy. Apotek terhubung ke semua sistem elektronik dan jaringan internet besar. Masyarakat dapat memesan obat lewat aplikasi online, lalu apotek akan memberikan informasi tentang obat yang akan dibeli oleh konsumen. Setelah itu, obat akan diantarkan ke konsumen. Dengan teknologi, setelah obat diterima oleh pasien, pasien tetap bisa diawasi penggunaan obat. Dengan demikian, pasien tetap bisa mendapatkan pelayanan pengobatan tanpa harus keluar rumah dan sedang membutuhkan obat dalam keadaan darurat. Rancangan ini diperlukan aturan E-apotek yaitu, peningkatan aksesbilitas, keterjangkauan dan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat. Penataan penyelegaraan kefarmasian apotek memanfaatkan system elektronik. Tujuan dilakukan pengaturan terhadap E-pharmacy yaitu agar meningkatkan aksesbilitas, keterjangkauan dan kualitas pelayanan kefarmasian diapotek secara elektronik. Memberikan perlindungan pasien dan masyarakat dalam pelayanan kefarmasian apotek secara elektronik. Dan menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian dalam pelayanan kefarmasian apotek secara elektronik.

Ada pula yang disebut dengan Improvement Customer Care yang merupakan pengembangan aplikasi untuk konsumen seperti misalnya Home Care Pharmacy. Aplikasi ini berguna untuk sebagai reminder (mengingatkan) minum obat, memonitoring komsumsi obat pasien, konseling dan banyak informasi obat lainnya. Data base pasien juga tersimpan dengan baik dengan aplikasi ini, sehingga data pasien dapat diperoleh sewaktu-waktu tanpa meminta data pasien kembali. Selain itu, pemilihan obat juga dapat menyesuaikan dengan data kesehatan dari pasien. Aplikasi ini juga dapat meningkatkan manajemen antara pasien dan juga farmasis.

Terdapat pula Aplikasi home care yang merupakan aplikasi yang menerapkan salah satu system dalam home pharmacy care, dimana sistemnya akan saling terhubung antar apotek yang satu dengan apotek - apotek yang lainnya juga. Pada aplikasi ini berisi data pasien yang berisi informasi terkait data pribadi pasien, rekam medis, dalam penggunaan aplikasi ini setiap pasien memiliki akun pribadi masing-masing. Mengingatkan penggunaan obat kepada pasien dan informasi konseling dan customer service. Reminder penggunaan obat aplikasi ini bertugas untuk mengingatkan pasien dalam waktu penggunaan obat. Jadwal penggunaan obat akan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan apoteker dan apoteker yang akan melakukan pemetaan jadwal dan menginput jadwal kedalam aplikasi.

Selain farmasis sendiri, pemerintah, industri farmasi, perguruan tinggi, dan lembaga-lembaga penelitian semakin berupaya pula dalam membuat inovasi teknologi yang lebih canggih dalam bidang farmasi dan dalam bidang manufaktur farmasi, contohnya adalah FTIR untuk pemeriksaan non destruktif pada produk antara obat, sistem informasi perusahaan / ERP perusahaan, RFID (radio-frequency identifivation) dan juga 3D print.

Dengan melihat penjelasan - penjelasan diatas maka kita dapat melihat bahwa terdapat banyak hal yang dapat dilakukan oleh seorang farmasis dalam mengembangkan teknologi pada bidang farmasi itu sendiri dan pengembangan - pengembangan apa saja yang telah dikembangkan dalam bidang farmasi pada Era Revolusi Industri 4.0 ini. Maka kita tentu dapat menyimpulkan bahwa peran farmasis pada Era Revolusi Industri 4.0 ini sangat besar adanya. Oleh karena itu sebagai seorang farmasis, tak sepatutnya apabila kita tidak memanfaatkan teknologi yang ada sekarang ini dan sudah sepatutnya kita sebagai seorang farmasis lebih mengembangkan minat kita terhadap perkembangan teknologi pada Era Revolusi Industri 4.0 ini sehingga tampak nyata peran kita khususnya dalam bidang pelayanan kepada masyarakat dalam bidang kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun