c. Pengendalian: adaptasi atau perubahan perilaku terkait.
d. Evaluasi: penilaian kinerja dan efektivitas strategi seseorang.
- Strategi Kognitif dan Metakognitif:
- Metakognisi adalah berpikir tentang bagaimana berpikir dan memastikan tujuan berpikir tersebut tercapai. Berikut beda strategi kognitif dan strategi metakognitif: Strategi kognitif digunakan untuk membantu individu mencapai tujuan tertentu (misalnya, memahami teks) sementara strategi metakognitif digunakan untuk memastikan bahwa tujuan telah tercapai (misalnya, menguji diri sendiri untuk mengevaluasi pemahamannya terhadap teks tersebut).
- Pengalaman metakognitif biasanya mendahului atau mengikuti aktivitas kognitif. Contoh dari metakognitif mengikuti kognitif adalah ketika seseorang tidak mengerti apa yang baru saja dibacanya. Kebuntuan seperti itu diyakini mengaktifkan proses metakognitif saat pembelajar mencoba memperbaiki situasi (Roberts & Erdos, 1993).
- Strategi bertanya, dapat dianggap sebagai strategi kognitif atau metakognitif, tergantung pada tujuan penggunaan strategi tersebut. Misalnya, Anda dapat menggunakan strategi bertanya kepada diri sendiri saat membaca sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan (kognitif), atau sebagai cara untuk memantau apa yang telah Anda baca (metakognitif). Upaya untuk menguji salah satunya tanpa mengakui yang lain tidak akan memberikan gambaran yang memadai.
- Pengetahuan dianggap metakognitif jika secara aktif digunakan secara strategis untuk memastikan bahwa suatu tujuan tercapai. Misalnya, seorang siswa dapat menggunakan pengetahuan dalam merencanakan cara menghadapi ujian matematika: "Saya tahu bahwa saya (variabel orang) mengalami kesulitan dengan soal cerita (variabel tugas), jadi saya akan menjawab soal komputasi terlebih dahulu dan menyimpan soal cerita untuk terakhir (variabel strategi)." Sekadar memiliki pengetahuan tentang kekuatan atau kelemahan kognitif seseorang dan sifat tugasnya tanpa secara aktif memanfaatkan informasi ini untuk mengawasi pembelajaran bukanlah metakognitif.
C. Beda Metakognitif dengan Intelegensi
Sternberg berpendapat bahwa kemampuan untuk mengalokasikan sumber daya kognitif secara tepat, seperti memutuskan bagaimana dan kapan tugas tertentu harus diselesaikan, merupakan inti kecerdasan (Sternberg, 1984, 1986a, 1986b).
D. Pengajaran Metakognitif
Individu dapat belajar cara mengatur aktivitas kognitif mereka dengan lebih baik yang disebut dengan Pengajaran Strategi Kognitif (Cognitive Strategy Instruction). Cognitive Strategy Instruction (CSI) adalah pendekatan instruksional yang menekankan pengembangan keterampilan dan proses berpikir sebagai sarana untuk meningkatkan pembelajaran. Pendekatan yang paling efektif untuk pengajaran metakognitif adalah melibatkan pemberian pengetahuan tentang proses dan strategi kognitif (yang akan digunakan sebagai pengetahuan metakognitif) dan pengalaman atau praktik dalam menggunakan strategi kognitif dan metakognitif serta mengevaluasi hasil dari upaya mereka (mengembangkan regulasi metakognitif). Implikasi dari metakognitif: mengajarkan siswa bagaimana menjadi lebih sadar akan proses dan produk pembelajaran mereka serta bagaimana mengatur proses tersebut untuk pembelajaran yang lebih Beberapa strategi pengajaran metakognitif antara lain:
Classroom-based inquiry (Li&Yuan, 2022): Peneliti melakukan berbagai instruksi metakognitif (pembelajaran teman sebaya, diskusi bersama, penilaian diri, dan refleksi diri) dalam pembelajaran kolaboratif konferensi kelas yang dirancang dan diorganisir secara sistematis dan progresif.
Betty's Brain: Siswa belajar tentang fenomena ilmiah dengan strategi mengajar Betty (seorang siswa virtual) (Zhang et al., 2022)
Self-testing (pengujian diri sendiri), spacing (pembelajaran terjadwal), interleaving (pembelajaran berselang-seling) (Stanton et al., 2021)
Metakognisi sosial (saling menilai, memberikan umpan balik, dan berbagi strategi secara aktif) (Stanton et al., 2021)
Pre-exam Planning Worksheet (awal semester), Exam-Wrapper (pasca-ujian tengah semester), Post-Course Survey (akhir semester) (Ratnayake et al., 2024)