Mohon tunggu...
Nurbaiti
Nurbaiti Mohon Tunggu... Seorang muslimah penuntut ilmu

Mahasiswa S2 Universitas Pertahanan Jurusan Ketahanan Energi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ketersediaan LNG Untuk Mendukung Ketahanan Energi Indonesia

3 Oktober 2025   08:42 Diperbarui: 3 Oktober 2025   08:42 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal LNG (Sumber : https://ekonomi.republika.co.id/berita/rkc53s383/puluhan-kapal-pengangkut-lng-menunggu-pembeli-di-lepas-pantai-eropa#google_vignet

Ketersediaan Liquefied Natural Gas (LNG) mendukung ketahanan energi Indonesia dengan berperan sebagai sumber energi yang lebih bersih dan efisien dibandingkan batu bara, serta digunakan dalam sektor industri, kelistrikan, dan transportasi. Infrastruktur seperti FSRU (Floating Storage Regasification Unit) dan fasilitas regasifikasi lainnya menjadi kunci dalam menyalurkan LNG domestik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehingga meningkatkan keandalan pasokan energi nasional. 

Indonesia memiliki cadangan gas terbukti sekitar 41,62 TCF. Berdasarkan data SKK Migas pada 2024, Rata-rata penyaluran gas bumi mencapai 5.613,43 BBTUD dengan persentase pemanfaatan gas bumi sektar 60% lebih diperuntukan untuk kebutuhan domestik. Untuk industri 26,24%, kemudian pupuk dan kelistrikan masing-masing 12,3% dan 12,51%. Sisanya ada untuk LNG domestik 12,39%, untuk lifting minyak 3,73%, untuk LPG 1,37% BBG dan jaringan gas sebesar 0,13% dan 0,22%. Sementara untuk ekspor persentasenya hanya 24,17% untuk ekspor LNG serta ekspor gas pipa yang diekspor ke Singapura 6,95%. Indonesia menargetkan produksi LNG mencapai 250 kargo pada tahun 2024.

Menjamin ketersediaan pasokan LNG untuk memenuhi kebutuhan domestik dapat dipertimbangkan dengan mengoptimalkan produksi dalam negeri dan mengendalikan impor dan ekspor migas untuk mengurangi defisit neraca migas. Laporan Kinerja Tahun 2023 Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Indeks Ketersediaan LNG tahun 2023 meningkat dibandingkan nilai tahun 2022. Hal tersebut boleh jadi karena adanya sedikit peningkatan produksi LNG tahun 2023, pasca terbangunnya LNG Tangguh Train 3. Sementara ekspor LNG tahun 2023 sedikit menurun dibandingkan nilai ekspor tahun 2022. Penurunan tersebut dimungkinkan karena pemanfaatan gas untuk domestik yang meningkat dibandingkan tahun lalu.

Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemerintah menargetkan seluruh produksi gas bumi dialihkan untuk domestik pada tahun 2036, sehingga secara bertahap mengurangi ekspor. Pada 2025, proyeksi ekspor LNG Indonesia menurun, sementara alokasi untuk domestik, termasuk PLN dan PGN, terus meningkat. Beberapa perusahaan, seperti PT PGN LNG Indonesia (PLI), telah mengalokasikan kargo untuk kebutuhan domestik terutama di Jawa dan Sumatera. Kilang-kilang produksi strategis seperti Kilang LNG Badak juga terus beroperasi untuk mendukung ketahanan energi nasional. Pemerintah telah mengambil langkah-langkah seperti memperpanjang Kontrak Kerja Sama (KKS) untuk proyek gas besar, seperti Tangguh LNG, hingga 2055 untuk memastikan ketersediaan pasokan jangka panjang. 

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun