Seorang wanita duduk sendiri di sudut kedai kopi  yang tenggelam dengan buku bacaanya. Bersayup, redup terdengar ada yang memanggilnya. "Dek" itulah sapaan sang pujangga. Terlintas dihati, jemaripun mengitari. Rasa sesak, mendengar suara itu meski hanya sekilas sanubari.Â
Ya, dia tau. Tidak akan mungkin seseorang itu disini. Sang pujangga telah izin pergi untuk kebahagiaannya. Ikhlas? Harus. Sulit? Memang. Rindu? Sangat. Itu yang dirasakan si "aku".
Teringat, disaat ia kenal. Dengan sebuah pembahasan yang absurd. Dengan pendekatan yang riwuh. Ya, si dia lakukan.Â
Kini, teringat masa itu. Teringat, sambat itu. Teringat, absurd itu. Sudah 2 tahun. Ya, dua tahun si dia pergi untuk fokus kebahagiaan. Hemm, bolehkah aku berandai ? Berandai ia datang dan tidak akan pergi? Duduk di samping sembari bercerita tentang pagi? Hemm :)
"Dek, apa kabar?" .Deg, ini tidak imajinasi, kucubit pipiku sendiri. Dan memang benar dia disini. Dan aku mohon untuk tidak pergi lagi :)
Malang,20 Januari 2019. Salam semangat
Anak gadis.