Desa jambuwer ini merupakan desa yang memiliki banyak kekayaan baik dari alam, budaya dan hasil dari pertanian. Desa ini memiliki banyak potensi untuk di kembangkan dan di rawat dengan baik. Jambuwer adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan kromengan Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Desa ini terletak di lereng selatan gunung kawi, yang mana berada  pada ketinggian 433 meter di atas permukaan air laut.Â
Menggalih legenda dan mitos di desa jambuer ini sangat menarik, karna bisa memperoleh banyak pengalaman. Kenapa harus menggalih mitos dan legenda di desa jambuer? Karna di desa ini memiliki banyak budaya, legenda dan mitos. Seperti tari topeng, seni kuda lumping(jaranan), dan masih banyak yang lain. Mengetahui bahwa budaya atau legenda sangat penting bagi anak muda. Karna selain hanya mengetahui kita juga bisa belajar dan mendapat ilmu dari budaya atau legenda tersebut.
Ada salah satu cerita tentang tradisi kuda lumping(jaranan). Cerita tersebut hasil dari mewawancarai salah satu rakyat di desa jambuer, beliu termasuk ketua dari kesenian kuda lumping.  Nama beliau  bpk Sumarsono, yang mana beliau adalah penerus atau yang melanjutkan kesenian kuda lumping dari mbah Djiono Bardjo. Pendiri pertama seni kuda lumping yaitu mbah saido,  beliu dulu masih menggunakan versi reog dalam kesenian kuda lumping.
Tempat pertama terbentuknya pada tahun 70 an di rumah mbah saido, sekarang di sana tinggal anak-anaknya. Pertama kali terbentuk nama kesenian jaranan itu Turonggo Jalmo, lalu pada masa Bapak Sumarsono di ganti menjadi turonggo seto pada tahun 2018. Nama turonggo seto itu mempunyai filosi, turonggo berarti kuda dan Seto berarti putih.
Nama tersebut mengambil dari salah satu nama jaran yang di naiki pangeran diponegoro. Bapak Sumarsono mengatakan kenapa kok mengambil dari nama tersebut? Karena ketika seburuk apapun tingkah lakunya, bersihlah hatinya seperti nama turonngo seto. Pada gerakan kesenian jaranan itu sebenarnya menalurikan dari para wali dahulu seperti sunan kalijaga dan sunan bonang. Kuda lumping mempunyai makna tersendiri, salah satu tarianya  mengambil dari gerakan orang lagi wudhu. Dalam kesenian utamanya kuda lumping(jaranan) itu haru memegang prinsip
Kesenian kuda lumping memiliki mitos yang selalu beredar dan di kenal banyak orang. Mitos dalam kesenian jaranan ketika ada pertunjukan melakukan ritual terlebih dahulu, dengan menyiapkan sesajen untuk menghormati dan mengundang para leluhur  atau makhluk halus.
Ritual itu dilakukan pada saat awal pembukaan sebelum tarian di mulai. Yang mana pada saat tarian mitos nya ada yang kemasukan makhluk halus sehingga pada saat menari atau kalapan tidak sadar diri. Kemudian pada saat akhir pertunjukan setelah kalapan ada "urak sesaji", Â yaitu sesajen yang di bagikan kepada penonton, konon katanya isi dari sesajen tersebut dapat menyembuhkan sakit ringan(sakit gigi dll) dari orang yang memakan isi sajen tersebut.
Suara musik gamelan dalam pertunjukan jaran kepang, dipercaya bisa memanggil roh dan membantu pemain masuk dalam keadaan kesurupan. Maka dari itu pemain gamelan juga di anggap punya peran penting dalam proses sepiritual pertunjukan, bukan hanya sekedar mengiringi tarian.
Kesenian jaranan ini paling di minati masyarakat di desa jambuer. Karna jaranan adalah kesenian merakyat, saat di butuhkan untuk acara apapun sering tampil. Jaranan ini bukan hanya untuk kalangan orang dewasa melainkan anak SD,SMP dan SMA. Pemain dari kesenian jaranan  di desa jambuer sendiri itu anggotanya ada dari anak-anak sd.
Dalam kelompok kesenian jaranan harus memiliki tiga unsur penting:
- Tontonan
- Jaranan adalah pertunjukan seni tradisional yang melibatkan tari kuda-kuda, musik gamelan, dan kostum yang khas. Pertunjukan ini menjadi hiburan bagi masyarakat dan juga sarana untuk menampilkan tari atau cerita tradisional.
- Tuntunan
- Jaranan juga berfungsi sebagi pedoman hidup. Pertunjukan isi sering kali mengandung nilai-nilai moral, sosial, dan budaya yang dapat menjadi contoh bagi masyarakat.
- Tatanan
- Jaranan juga membentuk tatanan dalam masyarakat. Dalam pertunjukan jaranan, terdapat aturan-aturan yang mengatur jalanya pertunjukan, seperti peran masing-masing penari, urutan adegan, dan penggunaan properti. Aturan-aturan ini membantu menciptakan keserasian dan ketertiban dalam pertunjukan jaranan.
- Ketiga hal tersebut saling berkaitan dalam jaranan, karna sebagai sarana untuk lancarnya penampilan kesenian jaranan.