Lalu siswanya? Alhamdulillah, setelah dilakukan treatment kepada guru, ada perubahan yang mendasar pada masalah kedisiplinan siswa. Siswa yang kesiangan dapat diminimalisir karena gurunya memberikan contoh tepat waktu datang ke kelas, hm...sesuatu bangetz. Penampilan siswa? Oh sekarang lebih oke! Lebih Islami, karena anak-anak perempuannya hampir 95% sudah akil baligh yang dianjurkan mereka memakai baju yang dapat menutup auratnya. Ini juga tidak mudah perlu mengumpulkan para orang tuanya, dilakukan rapat dengan orang tua, kita membuat komitmen, “Ayo ibu bapak, antarkan anak-anak kita ini ke surga-Nya Alloh”.
Duh teriris-iris hati ini, banyak orang tua yang sampai menitikkan air mata, sedih campur bahagia mungkin, bahwa salah satu program yang disodorkan kepada orang tua adalah menjadikan anak-anaknya sholeh dan sholehah. Kami ajak para orang tua untuk bekerja sama dalam mendidik para putra putrinya, anak laki-laki dengan kebiasaan pakai celana pensil dan rambut dengan polesan warna merah kuning hijau (hihi...kayak lagu pelangi pelangi saja) diberikan pemahaman bagaimana menjadi anak-anak yang nurut dengan perintah orang tua. Subhanalloh....berat juga nih dalam tiga bulan awal bertugas disini.
Pembiasaan. Ini adalah program untuk guru dan siswa yang sangat mujarab mungkin dalam mengubah perilaku yang kurang baik selama ini. Setiap pukul 06.00 Abah harus menghidupkan tape recorder yang disambungkan ke toa di atas bangunan sekolah, bukan lagu rock n roll tapi memperdengarkan lantunan Asmaul Husna dengan lagamnya bapak Ary Ginanjar. Sebelumnya karena berdekatan dengan masyarakat, kami meminta ijin dulu, bahwa setiap pagi sebelum pelajaran dimulai kami akan memperdengarkan lantunan Asmaul Husna, dan luar biasa sambutan tokoh masyarakatnya, “Mangga bu...mangga bu...kami mendukung, kami senang”! Wah gayung bersambut nih, maka selama aku bertugas selama itulah lantunan asmaul husna diperdengarkan.
Awalnya sih anak-anak juga cuek, tapi ada banyak sebagian yang duduk termenung di teras dan sambil bergunam mengikuti lantunan itu. Nah...program ini bagus juga, sehingga akhirnya kami jadikan program tagihan, setiap anak yang sudah hapal dengan asmaul husna ini maka akan diberi reward. Antusias anak tinggi, dalam kurun waktu enam bulan, sudah 40% anak yang sudah hapal. Alhamdulillah...puji syukur selalu kami panjatkan ke hadirat-Nya, yang telah memberikan hidayah-Nya. Dengan program ini, hati anak-anak juga guru menjadi lembut tak terkira, selembut embun pagi,,,,anak-anak didikku juga guru makin hari makin tambah cantik-cnatik dan ganteng-ganteng, karena apa? Ya itulah, pancaran di wajah akan menunjukkan pancaran hatinya. Terima kasih Ya Alloh....terima kasih.
Enam bulan program ini sukses, maka aku tambah lagi menunya nih, yaitu lima menit sebelum pelajaran dimulai, anak-anak juga guru wajib untuk membaca al-qur’an juzz ama, tentu saja aku cari donatur dulu untuk membeli juzz ama sebanyak 800 eksemplar. Kami bagikan itu juzz ama, boleh dibawa pulang, tapi tetap pagi harinya harus dibawa untuk dibaca. Nah...sukses juga rupanya, maka kami tingkatkan programnya menjadi ODOS (one day one surah) tentu saja hanya di surah yang ada di juzz 30 saja dulu.
Hal inipun tidak lepas dari reward apa yang akan kami berikan kepada siswa bagi siswa yang sudah bisa menghapal juzz 30? Alloh Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada hamba-Nya yang mau berusaha. Lagi-lagi....baper juga nih...efek dari ODOS ini luar biasa, anak-anak juga guru makin sholeh dan sholehah saja. Sekali lagi terima kasih Ya Alloh....
Nah teman....urusan guru, urusan siswa tinggal sedikit lagi untuk perubahan paradigmanya, sekarang aku beralih kepada komite sekolah. Komite sekolah adalah steaksholder yang harus diajak dan diraih, supaya program sekolah terlaksana sesuai RKT/RKAS dan tujuan pendidikan juga tercapai. Komite sekolah sangatlah kooperatif, kami bahu membahu untuk mewujudkan amanah ini, program demi program kami laksanakan, dan...bagaimana ya solusi supaya anak-anak tidak kabur pada jam-jam belajar?
Hore...ternyata komite sekolah punya rencana, bahwa sekolah ini harus dipagar! Tapi dari mana uang sebanyak itu dapat kami peroleh? Kan tidak boleh menggunakan dana BOS untuk pemagaran ini, coba saja kita pikirkan dengan luas tanah 6.900 m2, waw.....bagaimana ya? Lagi-lagi pertolongan Alloh datang, ketua komite sekolah menyatakan “jangan khawatir bu KS, kami akan bantu! Akan kami himpun dana dari para orang tua untuk anak-anak kita!” hicks....hicks...sekali lagi aku terharu, baik banget ini para orang tua.
Seiring dengan berjalannya waktu, berat badankupun naik 2 kg, hatikupun senang, riang tak terkira karena enam bulan program-program yang mendesak sudah dapat dilaksanakan dengan baik. Kini, sekolah lumayan kondusif, aku...menjadi trending topik di masyarakat, aku....ibu kepala sekolah yang kece bisa mewujudkan harapan para orang tua, sekolah ini awal aku datang dijuluki dengan sekolah delapan puluh, artinya jam delapan masuk jam sepuluh pulang, ada-ada saja ni masyarakat.... Sekarang ini alhamdulillah sudah lebih baik, guru-guru harus sudah di sekolah pukul 06.45 (maaf jadinya terlihat kejam, karena menggunakan kata “harus” kayaknya sebuah pemaksaan deh, tapi memang benar, kudu dipaksa dulu untuk menjadi biasa itu).
Pukul 06.45 kami membiasakan diri untuk berjejer ngabaris di depan gerbang, menyambut anak-anak yang datang untuk belajar, 3 S (senyum, sapa, salam) kami terapkan, kami kepala sekolah dan guru selalu menerapkan 3 S itu, sambil tersenyum manis, kami mengucapkan salam kepada anak-anak sholeh dan sholehah kami, selanjutnya anak-anak menyalami kami dengan kecupan di tangan. Hmm...seneng juga bertugas di sini, dengan cepat anak-anak juga guru dapat cepat beradaptasi dengan program-program pembiasaan ini.
Lha ini nih,,,untuk urusan administrasi kepegawaian ataupun operasional sekolah. Bayangkanlah untuk mencapai dinas pendidikan kabupaten dengan jarak kurang lebih 115 km dan waktu tempuh kalau pakai mobil angkutan elf sekitar 6 jam belum lagi kondisi jalan yang tidak beraspal dan naik turun bukit. Ringseknya tubuh ini, ditambah lagi apabila musim hujan tiba, sulit bagi orang yang tidak biasa ke kebun melewati ruas jalan ini. Karena jalan yang akan dilalui dikenal dengan jalan kerbau atau jalan yang penuh dengan penderitaan eh kubangan. Sampai kalau aku naik ojeg, aku harus memilih tukang ojeg nya yang punya tungkai panjang, soalnya badanku gendut, takut jatuh, nahnHebat kan!!! Cocok ni kami jadi perely, hehe.... Nuraeni Pasti Bisa!!