Mohon tunggu...
Nur Laila Sofiatun
Nur Laila Sofiatun Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Perempuan yang ingin bermanfaat bagi keluarga, agama, bangsa dan negara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sistem Among, Sistem Pendidikan ala Ki Hajar Dewantara

7 Desember 2022   06:03 Diperbarui: 7 Desember 2022   09:53 18403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru yang sedang mendampingi siswa mengerjakan tugas diskusi (sumber: Dok. Ditjen GTK Kemdikbud)

Pernahkan kalian mendengar istilah sistem among?

Sistem among adalah sistem pembelajaran yang diprakarsai oleh Ki Hajar Dewantara. Sistem ini awalnya diterapkan di Perguruan Tamansiswa yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara. Sistem among sendiri memiliki tiga asas yang saat ini dijadikan asas dalam pendidikan menggunakan Kurikulum Merdeka.

Asas Sistem Among

  • Ing ngarso sung tulodho (di depan menjadi teladan/contoh). Seorang guru hendaknya bisa menjadi pemimpin di kelas yang bisa menjadi contoh/teladan bagi peserta didik. Karena bagaimanapun seorang guru adalah role model yang akan ditiru oleh peserta didik.
  • Ing madyo mangun karso (di tengah memberikan semangat). Seorang guru hendaknya bisa bergabung di kelas dan memberikan semangat kepada peserta didik.
  • Tut wuri handayani (di belakang memberikan dorongan dan arahan). Seorang guru hendaknya bisa memberikan dorongan dan arahan kepada peserta didik.

Penerapan Sistem Among dalam Pendidikan

Menurut Ki Hajar Dewantara, seorang guru semestinya mampu menjadi pamong, yang mendidik dengan welas asih sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Sistem pendidikan yang terbaik adalah yang mampu menumbuhkan disiplin dan pemahaman mengenai kesejatian hidup dari dalam diri peserta didik sendiri. Hal tersebut tidak dapat dicapai melalui metode yang menekankan pada perintah, paksaan, dan hukuman seperti yang umum dipakai oleh pendidikan kolonial Belanda.

Sistem among memberikan kesempatan seluas-luasnya pada kemandirian peserta didik. Peserta didik didorong untuk mengembangkan disiplin diri yang sejati, melalui pengalaman, pemahaman, dan upayanya sendiri. Hal yang terpenting adalah menjaga agar kesempatan ini tidak membahayakan peserta didik atau mengancam keselamatan orang lain.

Dalam sistem among, guru memiliki tiga fungsi utama seperti tiga asas yang ada di sitem among (lihat penjelasan di atas). Dalam hal ini maka seorang guru di depan, ia menjadi teladan atau contoh yang baik bagi peserta didik, di tengah, menjadi pendorong atau pemberi semangat, dan di belakang mengamati kemajuan para peserta didik serta memberikan motivasi.

Ki Hajar Dewantara juga menekankan agar para guru mendorong peserta didik agar mengikuti jalur yang benar dengan cara mengilhami dan memotivasi mereka dengan pikiran yang tepat. Begitu peserta didik bergerak di jalur yang benar, hendaknya guru berusaha untuk mengupayakan setiap peluang kemajuan bagi mereka tanpa banyak campur tangan. Selanjutnya para guru tinggal mengamati kemajuan mereka.

Dengan demikian, pendidikan akan menghasilkan manusia yang merdeka, yang berkembang secara utuh dan selaras dalam segala aspek kemanusiaannya serta mampu menghargai dan menghormati manusia lain.

Note:

Tulisan ini adalah salah satu tugas Program Profesi Guru Pra-Jabatan (PPG Prajab) di Universitas Negeri Semarang (UNNES).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun