Mohon tunggu...
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Keep learning and never give up

pembelajar sejati

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Inilah yang Saya Tidak Suka dengan Internet di Jakarta

18 Maret 2015   22:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:27 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mumpung internet (inet) di rumah saya sedang mati, maka saya sempatkan untuk menulis apa yang tidak saya sukai dengan internet service di Jakarta. Sekarang ini saya memang menggunakan internet, tapi bukan menggunakan jaringan yang ada di rumah, tapi menggunakan modem yang saya pakai untuk laptop. Modem ini sebagai backup apabila internet rumah sedang ngadat atau mengalami gangguan.

Dengan demikian, saya masih tetap bisa browsing, berselancar dan berbagai kegiatan lainnya. Cuma sayangnya saya tidak bisa menerima pelanggan yang mau browsing atau main games, karena keterbatasan kemampuan dari modemnya itu sendiri. Tidak ada rotan, akar pun jadilah bagi saya. Memang saya tidak bisa memberikan pelayanan yang sempurna kepada pelanggan, tapi kebutuhan saya akan informasi dan menjalankan tugas yang lainnya, bisa saya dapatkan dengan menggunakan laptop dan modem yang menyertainya.

Kalau dibilang kecewa, tentulah saya kecewa karena menolak banyak pelanggan. Yang berarti penghasilan saya turun drastis pada hari tersebut. Tapi saya lebih kecewa lagi kalau saya tidak bisa berhubungan dengan dunia luar. Lebih baik saya gembira dan senang, walaupun tidak dapat uang banyak, karena masih  bisa melakukan berbagai aktivitas, karena inet di rumah sedang ngadat.

Berikut sekedar ilustrasi betapa berharganya jaringan internet di rumah kami. Sebagai pelaku UKM, saya sudah berlangganan internet broadband (inet) cukup lama. Baik itu dari operator swasta, First Media maupun dari perusahaan plat merah, Speedy Telkom.

Banyak suka dan dukanya memang. Sukanya, kalau semua berjalan mulus dan tidak ada gangguan, berarti semuanya berjalan dengan lancar dan baik-baik saja. Sayangnya kondisi inet di Jakarta tidak selamanya seperti jalan tol, yang terus mulus dan lancar. Kalau sedang ada gangguan, saya cuma bisa menarik nafas dalam-dalam, sambil berharap, kapan ya inet bisa on lagi?

Itulah yang biasanya saya lakukan. Hal ini disebabkan karena kalau inet sudah off (ada gangguan), seringnya memang tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Jadi yang namanya inet off bisa kapan saja. Celakanya kalau sudah off, untuk bisa on lagi itu kami harus menunggu bukan hanya 1 - 2 jam saja selesai, Tapi bisa lebih dari 1 - 2 hari. Selama terjadi gangguan, berarti kami harus menolak banyak pelanggan yang mau menggunakan service kami, karena  inet dipakai sebagai sumber daya utama disamping listrik. Dengan demikian, tinggal menghitung saja kerugian yang kami tanggung kalau inet tidak jalan. Dan itu yang kami alami dengan First Media.

Bagi saya masih mending listrik mati, karena seringnya cuma 2-3 jam saja, sudah on lagi. Maka kerugian relatif lebih kecil dibanding inet yang mati. Untuk tahun 2015 ini hampir setiap bulannya inet off, paling tidak 1 - 2 hari penuh. Pernah juga sampai 3 hari inet off, saya cuma bisa ngomel dan uring-uringan saja, karena harus menolak semua pelanggan yang mau browsing atau main games. Ups! kesabaran saya benar-benar diuji, kalau inet sedang off.

Lain halnya kelemahan dengan Speedy Telkom, saya harus berpacu dengan petir di musim hujan. Yeah, saya harus bersiap siaga untuk mematikan modem setiap saat. Tidak peduli ada pelanggan atau tidak, yang penting modem dimatikan dulu. Baru kemudian diceritakan ke pelanggan, kalau saya terpaksa harus mematikan modemnya, karena takut terbakar. Kalau hal ini terjadi, berarti inet bakal mati total, karena modemnya rusak. Untuk penggantiannya membutuhkan waktu, karena harus mengundang teknisinya datang.

Makanya daripada saya harus mengalami kondisi seperti itu, saya harus pasang kuda-kuda untuk siap mematikan modemnya kapan saja. Toh hujan turun dengan disertai petir, seringnya hanya berlangsung beberapa jam saja, dan tidak sampai berhari-hari. Pernah kami lupa untuk mematikan modemnya, karena sedang asyiknya browsing dan pingin ngetest apa bener modemnya bakal terbakar. Yup, kejadian itu benar-benar terjadi dan akhirnya kami harus menunggu teknisi datang.

Hmmm, sampai tulisan ini saya selesai buat, inet di rumah kami masih belum jalan.Eh sampai sekarang sudah,   lebih dari jam 7 pagi inet masih belum juga jalan. Padahal sudah off sejak jam 5 sore kemarin. Anak saya yang kebetulan mau publish tulisan, eh sudah keburu off duluan. Berharap dia mau menunggu inet on lagi, terus saya bilang, "pakai saja laptopnya, karena mungkin baru besok inet bisa jalan."

Itulah jeleknya internet service di Jakarta. Responnya lambat banget dalam menangani gangguan. Kenapa harus menunggu sampai besok, kalau gangguan bisa diselesaikan malam ini? Dan kenapa harus menunggu sampai berjam-jam bahkan sampai berhari-hari untuk menngguan ini merupakan kerugian karena tidaunggu inet bisa on lagi?  Bagi seorang pelaku UKM yang menggunakan inet sebagai sumber daya utamanya, tentu gak bisa memberikan pelayanan. Lain halnya bagi mereka yang tidak menggunakan jasa inet, apapun yang terjadi dengan inet, mereka tidak terpengaruh sama sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun