Mohon tunggu...
Nunu Halimi
Nunu Halimi Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

Ibuk yang masih belajar nulis. Selalu berusaha belajar dan sedia berproses demi menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat. Keep Connected di nu.jannah@gmail.com Twitter : @nunuhalimi IG : nunuhalimi Blog : nunuhalimi.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berdayakan Kampung Sebagai Tempat Wisata, Jelajah Kota Bogor Jadi Lebih Seru

30 Oktober 2022   18:12 Diperbarui: 30 Oktober 2022   19:19 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak Wawan, Sekretaris Dinas Pariwisata kota Bogor dan Bapak Ara Wirasasra, Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Kota Bogor/Dok Pribadi

Klenteng Phanko Bio adalah klenteng yang dipersembahkan kepada dewa Phanko, selayang pandang tentang Dewa Pan Kho, yaitu dewa yang diyakini oleh masyarakat Tionghoa sebagai sang pencipta alam semesta, yang sebelumnya bermula dari banyak kekacauan dan kegelapan, kemunculan Dewa Pan Kho berasal dari sebutir telur yang menunggu ribuan tahun sebelum akhirnya menetas dan menjadi penyelamat.

Kampung Pulo Geulis, digiatkan sebagai wisata kampung etnik, karena kampung ini adalah perwujudan hidup selaras, harmoni dalam keberagaman, dapat mengamalkan nilai-nilai pancasila dengan baik meski terdiri banyak suku bangsa. Tidak pernah ada perselisihan di kampung Pulo Geulis, masyarakat saling bahu membahu dan membantu dalam segala kegiatan tanpa memandang latar belakang. 

Satu informasi baru yang saya dapatkan dari bapak Chandra, saya jadi tau perbedaan antara klenteng, kuil dan vihara bagi orang tionghoa.

Kuil dan vihara adalah tempat beribadah dan berdo'a yang umumnya dilakukan seseorang yang menganut agama tertentu, dalam hal ini contohnya budha, kong hu cu, dan lain-lain.

Sementera klenteng merupakan tempat sembahyang bagi siapa saja yang percaya dengan dewa, tidak terbatas untuk orang tionghoa. Siapapun terbuka dan bebas jika ingin berdo'a di klenteng dengan membawa keyakinannya masing-masing.

3. Kampung Labirin

Kampung Labirin cheeecck!

Hahaha.. Itulah kalimat ice breaker yang membuat kami bersemangat lagi, meskipun kaki sudah lumayan pegal berkeliling di kampung batik dan kampung pulo Geulis.

Kami melanjutkan perjalanan dan bertemu dengan pemandu wisata mba Ade Irma yang someah (bahasa sunda; yang artinya ramah membuat suasana ramai) pemandu kami ke kampung Labirin. Berjalan lagi menyusuri kampung. Rasa lelah tidak terasa.

Kampung Labirin yang aslinya bernama kampung Kebon Jukut, berada di kecamatan Bogor Tengah, kampung ini dikembangkan sebagai kampung tematik yang juga merupakan bagian dari program CSR kampung binaan  PT ASTRA Honda Indonesia.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun