Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengelola Emosi dengan Dzikir: Sains dan Spiritual dalam Islam

20 Oktober 2025   06:37 Diperbarui: 20 Oktober 2025   06:37 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ketika Dunia Bising, Dzikir Menjadi Jeda

Dalam hiruk-pikuk kehidupan modern, stres dan emosi negatif sering kali menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas. Tekanan pekerjaan, media sosial yang tak henti berputar, hingga tuntutan hidup yang makin kompleks, membuat banyak orang kehilangan ketenangan batin

Namun, Islam menawarkan cara sederhana sekaligus mendalam untuk menenangkan jiwa: dzikir.
Tak sekadar ibadah lisan, dzikir kini juga mendapat perhatian dari dunia sains modern. 

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa aktivitas mengingat Allah secara konsisten dapat menurunkan kadar hormon stres, menstabilkan detak jantung, dan meningkatkan kebahagiaan batin. Inilah titik temu menarik antara spiritualitas dan ilmu pengetahuan, bahwa ketenangan sejati bukan hanya urusan hati, tapi juga berdampak nyata bagi tubuh dan pikiran.

Emosi di Era Serba Cepat

Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2023 mencatat peningkatan signifikan kasus gangguan kecemasan dan depresi di seluruh dunia, terutama pascapandemi. Di Indonesia, riset Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa lebih dari 1 dari 5 orang dewasa pernah mengalami tekanan psikologis akibat stres pekerjaan dan masalah keluarga.

Di tengah kondisi tersebut, banyak orang mencari cara instan untuk menenangkan diri, mulai dari meditasi, yoga, hingga terapi digital. Namun, bagi umat Islam, ada satu praktik sederhana yang telah diajarkan jauh sebelum istilah “self-healing” populer: berdzikir.

Dzikir dalam Perspektif Islam

Kata dzikir berasal dari bahasa Arab dzakara yang berarti “mengingat”. Dalam konteks spiritual, dzikir adalah aktivitas mengingat dan menyebut nama Allah, baik melalui lisan, hati, maupun amal perbuatan.

Al-Qur’an menegaskan keutamaan dzikir dalam surah Ar-Ra’d ayat 28: “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.”

Dzikir bukan hanya sekadar pengucapan kalimat subhanallah, alhamdulillah, atau la ilaha illallah, tetapi juga bentuk kesadaran spiritual yang menghadirkan Allah dalam setiap momen kehidupan. Ulama besar seperti Imam Al-Ghazali bahkan menyebut dzikir sebagai “penyegar hati” dan “obat dari segala kelalaian”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun