Pernah merasa gemas sampai ingin mencubit atau menggigit pipi pasangan? Fenomena ini bukan sekadar candaan manja, melainkan dikenal dalam psikologi sebagai cute aggression.
Uniknya, di balik perilaku yang terlihat sepele itu, ada mekanisme otak yang bisa membantu pasangan, terutama yang sudah menikah, meredakan stres dan memperkuat ikatan emosional.
Apa Itu Cute Aggression?
Cute aggression adalah dorongan emosional ketika seseorang melihat sesuatu yang sangat lucu atau menggemaskan hingga muncul rasa ingin mencubit, menggigit, atau memeluk erat.
Istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh Oriana Aragón dan timnya pada 2015 melalui penelitian tentang dimorphous expressions, yaitu ekspresi campuran antara kasih sayang dan agresi ringan. Penelitian tersebut menemukan bahwa respon agresif kecil sebenarnya muncul sebagai cara otak menyeimbangkan perasaan positif yang berlebihan, bukan karena niat untuk menyakiti.
Penelitian lanjutan oleh Katherine Stavropoulos (2018) menunjukkan bahwa cute aggression berakar pada sistem hadiah di otak. Melalui pemindaian EEG, ia menemukan bahwa respons gemas berlebihan berkaitan dengan aktivitas pada area otak yang memproses kesenangan dan regulasi emosi.
Menariknya, fenomena ini bukan hanya terjadi saat melihat bayi atau hewan peliharaan yang menggemaskan. Banyak pasangan yang mengaku kerap merasakan dorongan gemas ketika melihat ekspresi polos atau tingkah lucu pasangannya.
Jadi, jika Anda pernah berkata “gemes banget pengen nyubit,” percayalah, itu bukan hal aneh, melainkan bagian dari respons biologis yang cukup umum.
Hubungannya dengan Hormon dan Stres
Interaksi gemas dengan pasangan, seperti cubit manja atau pelukan erat, memicu pelepasan hormon oksitosin. Hormon ini sering disebut sebagai “cuddle hormone” karena berperan besar dalam ikatan sosial dan mampu menurunkan kadar kortisol, hormon pemicu stres.