Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenomena Manusia Nokturnal dalam Kacamata Sains dan Agama

13 September 2025   19:00 Diperbarui: 13 September 2025   17:39 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agama-agama besar menekankan pentingnya keseimbangan siang dan malam. Dalam Al-Qur'an (QS. Al-Furqan: 47), malam disebut sebagai "pakaian" untuk beristirahat, sementara siang untuk berusaha. Demikian pula dalam tradisi Kristen, malam sering dimaknai sebagai waktu doa dan keheningan batin.

Dalam Islam, malam punya kedudukan istimewa: selain untuk tidur, juga untuk ibadah sunyi seperti tahajud. Artinya, malam tidak dimaksudkan untuk terjaga tanpa arah, melainkan untuk pemulihan fisik dan spiritual.

Menemukan Keseimbangan: Solusi Nyata untuk Manusia Nokturnal

Mengkritisi gaya hidup nokturnal bukan berarti menolak dinamika modern. Yang dibutuhkan adalah keseimbangan. Beberapa langkah sederhana bisa dilakukan:

  • Psikologi: Terapkan sleep hygiene, batasi screen time, dan biasakan tidur di jam yang konsisten.
  • Medis: Hindari kafein dan cahaya biru gawai menjelang tidur.
  • Spiritualitas: Gunakan sebagian malam untuk hening, refleksi, atau ibadah singkat.

Dengan langkah kecil ini, malam bisa kembali ke hakikatnya: ruang istirahat yang menyehatkan tubuh sekaligus menenangkan jiwa.

Fenomena manusia nokturnal adalah cermin perubahan zaman sekaligus peringatan. Malam bukan sekadar ruang kosong, tapi anugerah untuk istirahat, refleksi, dan mendekatkan diri pada Tuhan. 

Pertanyaan yang tersisa: apakah kita masih mampu memelihara makna malam, ataukah sudah membiarkannya tergadai oleh cahaya layar?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun