Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Maulid Nabi: Refleksi Kepemimpinan Bagi Para Khalifah

6 September 2025   08:30 Diperbarui: 6 September 2025   08:30 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Maulid Nabi (Sumber: Getty Images/REIMUSS)

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kembali hadir, disambut hangat oleh umat Islam di berbagai penjuru dunia. Namun lebih dari sekadar perayaan ritual, Maulid Nabi sejatinya menjadi momentum refleksi mendalam bagi setiap manusia yang diamanahi peran sebagai khalifah di bumi.

Istilah khalifah tidak semata-mata ditujukan kepada pemimpin bangsa atau wakil rakyat. Setiap individu sejatinya adalah pemimpin bagi dirinya sendiri, kepala keluarga adalah pemimpin dalam rumah tangganya, sementara para pemimpin publik memikul tanggung jawab yang lebih besar. 

Amanah ini bukan hanya dipertanggungjawabkan di dunia, tetapi juga di hadapan Allah kelak.

Khalifah dalam Makna yang Luas

Islam menegaskan bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi (Q.S. Al-Baqarah: 30). Artinya, setiap orang memiliki mandat kepemimpinan, baik dalam lingkup pribadi, keluarga, maupun masyarakat.

Seorang ayah, misalnya, dituntut mampu membimbing anak-anaknya. Seorang ibu juga memimpin dalam hal pendidikan, kasih sayang, dan pengelolaan rumah tangga. 

Dalam lingkup yang lebih luas, pemimpin bangsa dan wakil rakyat mengemban tanggung jawab terhadap kesejahteraan jutaan orang yang mereka pimpin.

Rasulullah sebagai Teladan Kepemimpinan

Rasulullah SAW hadir sebagai contoh paripurna kepemimpinan. Beliau dikenal amanah, adil, jujur, serta penuh kasih terhadap umatnya. 

Tidak hanya memimpin secara politik, beliau juga memimpin hati, mendidik jiwa, dan menumbuhkan semangat persaudaraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun