Manis di lidah, tapi bisa mematikan di masa depan. Kasus diabetes akut pada anak dan remaja di Indonesia mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Bukan lagi penyakit orang tua, kini “generasi manis”, anak-anak yang akrab dengan gadget, minuman kekinian, dan pola hidup minim gerak, mulai menjadi korban. Padahal, pencegahannya bisa dimulai sedini mungkin, bahkan cukup dari rumah: lewat piring makan, jadwal tidur, dan pola asuh yang lebih sadar kesehatan.
Kasus yang Terus Meningkat
Laporan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan peningkatan mencolok pada kasus diabetes tipe 2 yang menyerang anak-anak dan remaja dalam lima tahun terakhir.
Diabetes yang dulu identik dengan usia lanjut, kini ditemukan bahkan pada anak usia 8 hingga 12 tahun.
Gejala klasik seperti sering buang air kecil, kehausan berlebihan, penurunan berat badan tanpa sebab jelas, dan kelelahan seringkali luput dari perhatian karena dianggap remeh atau dihubungkan dengan aktivitas anak yang "terlalu aktif".
Gaya Hidup “Manis” yang Salah Kaprah
Apa penyebab utamanya? Jawabannya terletak pada gaya hidup modern: konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, rendahnya aktivitas fisik, dan screen time yang berlebihan.
Minuman boba, es kopi susu kekinian, jajanan viral, hingga camilan kemasan menjadi bagian dari keseharian banyak anak muda.
Tak hanya itu, kebiasaan begadang karena bermain game atau menonton video tanpa pengawasan memperburuk metabolisme tubuh dan mengganggu hormon insulin.