Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Anak Tidak Naik Kelas: Gagalkah Ia, atau Kita yang Lalai?

26 Juni 2025   21:05 Diperbarui: 26 Juni 2025   19:56 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak tidak naik kelas (Sumber: freepik)

Guru pun punya peran penting dalam menyampaikan keputusan dengan bahasa yang membangun. Kata-kata yang bijak bisa menjadi jembatan harapan, bukan lubang kecewa.

Mari kita ubah cara kita merespons. Jangan biarkan anak merasa bahwa nilai dan kelas menentukan harga dirinya. Ia tetap berharga, tetap dicintai, dan tetap punya masa depan.

Titik Balik, Bukan Titik Henti

Tidak naik kelas bukan akhir dari segalanya. Bahkan, bisa jadi inilah titik awal baru. 

Banyak anak yang justru lebih matang secara emosional dan akademik setelah diberi waktu lebih untuk belajar. Yang penting, mereka tidak merasa sendiri dalam perjuangan itu. Mereka tahu bahwa orang tua dan guru tetap berdiri di samping mereka, bukan di atas mereka.

Mari kita bantu anak membuat rencana baru. Kita evaluasi bersama apa yang bisa diperbaiki, dan fokus pada kekuatannya, bukan hanya kelemahannya.

Mari Kita Berhenti Menghakimi

Hari pembagian rapor bukan sekadar hari perhitungan, tapi bisa menjadi hari pertumbuhan; jika kita mau melihat lebih dalam. 

Tidak naik kelas bukan berarti anak kita gagal. Bisa jadi, kita semua sedang diberi kesempatan untuk memperbaiki pola asuh, cara mendidik, dan cara memaknai pendidikan.

Anak bukan produk pabrik. Ia manusia yang sedang belajar, bertumbuh, dan mencari jalannya. Maka, ketika ia jatuh, jangan kita biarkan sendiri. 

Rangkul ia, tuntun ia, dan yakinkan bahwa setiap langkahnya; walau tertatih adalah bagian dari proses besar menjadi pribadi yang kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun