Di era digital yang bergerak cepat, anak-anak tumbuh dalam dunia yang penuh teknologi dan konektivitas. Mereka belajar lewat video, menjelajah informasi dari internet, dan bersosialisasi melalui media sosial.
Sementara itu, banyak orang tua masih tertinggal dalam memahami lanskap digital ini. Padahal, literasi digital tak hanya penting bagi anak, tetapi juga krusial bagi orang tua untuk bisa mendampingi, membimbing, dan menjaga mereka dari bahaya dunia maya.
Kini saatnya orang tua tidak lagi menjadi penonton, melainkan peserta aktif dalam pendidikan digital keluarga.
Anak Melek Digital, Orang Tua Tertinggal?
Fenomena ini makin terasa di masa pascapandemi, saat sistem pembelajaran banyak berpindah ke ranah daring. Anak-anak SD pun kini sudah mahir menggunakan aplikasi konferensi video, menjelajah YouTube untuk tugas, bahkan membuat konten di media sosial.
Namun ironisnya, tak sedikit orang tua yang masih kesulitan sekadar membuka aplikasi pembelajaran atau memverifikasi email.
“Anak saya lebih cepat belajar mengedit video, sementara saya masih bingung membalas pesan di Google Classroom,” ungkap Bu Nani, salah satu wali murid di Tasikmalaya.
Kesenjangan ini tidak hanya menghambat komunikasi antara sekolah dan rumah, tetapi juga menimbulkan ketergantungan anak pada gadget yang tak terkontrol.
Pentingnya Literasi Digital untuk Orang Tua
Literasi digital bukan sekadar bisa menggunakan gawai, tetapi mencakup pemahaman tentang etika berinternet, keamanan data pribadi, kemampuan menilai informasi, serta pendampingan anak di ruang maya.