“Jangan lihat kekurangannya, lihatlah potensinya.”
– Prof. Dr. Reni Akbar-Hawadi, Psikolog Anak dan Pendidikan
Saya masih ingat betul tatapan malu-malu seorang anak Down Syndrome yang baru pertama kali masuk kelas. Dengan langkah kecil dan senyum lembut, ia menghampiri meja, lalu duduk tanpa suara.
Di mata sebagian orang, mungkin ia hanya “anak berkebutuhan khusus” yang akan selalu butuh bantuan. Tapi bagi saya, ia adalah dunia yang belum banyak dikenal: penuh kejutan, pelajaran, dan ketulusan.
Sebagai guru pendidikan khusus, saya diberi anugerah untuk mendampingi anak-anak yang seringkali dipandang sebelah mata. Salah satunya adalah anak-anak dengan Down Syndrome.
Mereka lahir dengan satu kromosom tambahan "trisomi 21" yang sering disalahartikan sebagai hambatan penuh. Padahal, kenyataannya tidak sesederhana itu.
Ternyata Mereka Bisa!
Banyak yang mengira anak Down Syndrome tidak bisa belajar atau berkembang seperti anak-anak lain. Tapi dari pengalaman saya, ternyata mereka bisa!
Mereka bisa menyusun puzzle, belajar membaca dengan metode multisensori, bahkan ikut bernyanyi dan menari dalam pentas seni sekolah.
Saya pernah membimbing seorang siswa yang sangat mencintai dunia tari. Gerak tubuhnya memang tak secepat anak tipikal, tapi irama dan semangatnya luar biasa.
Ia menari bukan untuk dipuji, tapi untuk merayakan dirinya sendiri. Bukankah itu bentuk prestasi yang sejati?