Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lika-Liku Mahasiswa Akhir: Revisi, Air Mata dan Secangkir Harapan

22 Mei 2025   02:00 Diperbarui: 22 Mei 2025   01:19 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak sedikit mahasiswa yang mengalami kelelahan mental dan emosional. Tidur tak teratur, makan tak selera, emosi labil, dan relasi sosial pun terganggu. 

Bahkan ada yang sampai mengalami gejala depresi ringan hingga burnout akademik. Stres ini tak hanya muncul karena beban tugas, tapi juga karena tekanan waktu, ekspektasi keluarga, dan keinginan diri sendiri untuk cepat lulus. 

Ketika semua itu menumpuk, malam pun terasa sesak. Tapi justru di sanalah, banyak yang mulai menemukan cara bertahan.

Tips Mengelola Stres dan Tetap Waras

Di tengah tekanan itu, ada beberapa langkah sederhana yang bisa menolong:

  • Tulis sedikit setiap hari. Jangan menunggu “mood bagus” atau “waktu luang panjang.” Disiplin kecil lebih efektif dari niat besar.
  • Jadwalkan me-time. Setiap malam, beri jeda untuk hal yang disukai: mendengarkan musik, journaling, membuat kopi, atau sekadar duduk di halaman rumah.
  • Bangun support system. Bertukar cerita dengan teman seperjuangan bisa sangat menyembuhkan.
  • Berani bilang ‘lelah’. Kalau merasa terlalu berat, jangan ragu minta bantuan—entah ke dosen, konselor kampus, atau keluarga.
  • Ingat: tidak ada karya besar yang lahir tanpa proses yang panjang!

Bukan Sekadar Gelar, Tapi Proses Menempa Diri

Tugas akhir sering kali dianggap sebagai tiket menuju kelulusan. Padahal, ia lebih dari itu. 

Ia adalah ajang pembuktian ketangguhan, kemampuan berpikir kritis, dan ketekunan menghadapi tantangan. Hal-hal yang kelak akan jauh lebih berguna dari sekadar gelar di belakang nama.

Kita belajar bahwa tak semua hal bisa selesai dalam satu malam, bahwa revisi adalah cermin berkembangnya pemikiran, dan bahwa menangis bukanlah tanda lemah, melainkan bukti bahwa kita sedang berusaha.

Untukmu yang Sedang Berjuang…

Jika kamu membaca artikel ini di tengah malam, sambil menatap layar dengan mata berat dan hati yang sedikit remuk, ketahuilah: kamu tidak sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun