Saya sendiri sudah merasakannya. Dari yang awalnya hanya ingin berbagi, tulisan-tulisan saya mulai diterbitkan, dinikmati, bahkan dibayar.Â
Tidak langsung besar, tapi cukup untuk menambah semangat. Cuan adalah bonus, hobi tetap jadi alasan utamanya.
Simpan Draf, Fermentasi Ide
Satu hal penting dalam proses menulis: jangan biarkan ide lewat begitu saja. Saat inspirasi muncul—entah saat masak, jalan pagi, atau mimpi semalam— anda dapat langsung menulisnya.
Jangan tunggu mood datang kembali. Karena ketika ide ditunda, gregetnya hilang.
Buat banyak draf. Simpan di Word, Canva, atau aplikasi catatan yang biasa anda gunakan.
Gunakan juga aplikasi voice-to-text kalau sedang malas mengetik. Setelah itu, diamkan.Â
Teknik ini dikenal sebagai fermentasi tulisan. Biarkan tulisan Anda mengendap, lalu baca ulang. Anda akan melihatnya dengan lebih jernih dan siap memperbaikinya sebelum dikirim atau diterbitkan.
Jangan Ragu, Tulis dan Terbitkan!
Banyak orang merasa takut. Takut tulisannya jelek, ditolak, atau tak ada yang baca.Â
Tenang, semua penulis hebat juga pernah merasakannya. Tugas kita bukan menjadi sempurna sejak awal, tapi terus mencoba dan belajar.