Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Menyelami Misteri dan Pesona Situ Bagendit: Antara Legenda, Kearifan Lokal dan Potensi Wisata

19 April 2025   09:00 Diperbarui: 22 April 2025   09:16 803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan Situ Bagendit di Sore Hari (Sumber: dok. pribadi)

“Itu sebetulnya nilai-nilai lokal yang diajarkan nenek moyang kita tentang empati dan pentingnya berbagi,” ujar Dr. Sari Wulandari, dosen antropologi budaya Universitas Garut.

Situ Bagendit Kini: Cantik dan Penuh Potensi

Berbeda dengan kisah kelam di masa lalu, wajah Situ Bagendit kini tampak jauh lebih bersahabat. 

Pemerintah Kabupaten Garut telah melakukan revitalisasi besar-besaran, menjadikannya destinasi wisata unggulan dengan fasilitas lengkap: perahu bebek, dermaga cantik, taman bermain, spot swafoto, hingga pasar rakyat UMKM.

"Setiap akhir pekan, pengunjung bisa mencapai ribuan. Bahkan sejak revitalisasi, jumlah wisatawan meningkat dua kali lipat," tambah Pak Edi.

Masjid Apung Situ Bagendit: Simbol Religi di Tengah Alam

Salah satu daya tarik baru yang memperkaya pengalaman wisata di Situ Bagendit adalah kehadiran Masjid Apung yang berdiri megah di tengah danau. 

Dengan arsitektur modern yang berpadu dengan nuansa lokal, masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol kedamaian dan spiritualitas yang menyatu dengan alam.

Pengunjung dapat menyeberang menggunakan perahu dari dermaga utama menuju masjid. Selama perjalanan, pemandangan tenang danau seolah menyapa jiwa yang rindu akan ketenangan.

"Masjid ini bukan hanya tempat salat, tapi juga simbol bahwa wisata dan spiritualitas bisa berjalan berdampingan," ujar pak Edi kemudian.

Ia menyebutkan bahwa selama bulan Ramadan dan libur panjang, banyak jamaah dari luar daerah yang datang untuk merasakan sensasi salat di atas air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun