Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Menyelami Misteri dan Pesona Situ Bagendit: Antara Legenda, Kearifan Lokal dan Potensi Wisata

19 April 2025   09:00 Diperbarui: 22 April 2025   09:16 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan Situ Bagendit di Sore Hari (Sumber: dok. pribadi)

Kabut tipis masih menggantung di atas permukaan danau saat perahu-perahu wisata mulai bersiap mengantar pengunjung berkeliling. Airnya tenang, dikelilingi pepohonan yang merefleksikan bayangannya dengan anggun. 

Di balik keindahan Situ Bagendit yang memukau ini, tersimpan kisah lama yang diwariskan dari generasi ke generasi. Kisah tentang seorang wanita kaya raya, keserakahan, dan sebuah kutukan yang konon mengubah desa menjadi danau.

Legenda Nyai Endit yang Menggetarkan

Situ Bagendit, terletak di Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, bukan sekadar objek wisata alam.

Tempat ini menyimpan legenda tentang Nyai Endit, seorang janda kaya yang konon sangat kikir dan enggan membantu rakyat miskin di sekitarnya.

Ketika seorang pengemis tua datang memohon bantuan, Nyai Endit menolak mentah-mentah. Pengemis itu ternyata bukan orang sembarangan, ia mengutuk desa itu hingga akhirnya tenggelam, menyisakan danau luas yang kini dikenal sebagai Situ Bagendit.

“Dari kecil saya sering dengar cerita ini dari nenek saya. Dulu anak-anak di sini takut main ke danau malam-malam karena katanya suka terdengar suara tangisan Nyai Endit,” ujar Pak Edi (55), warga setempat yang juga penjaga kawasan wisata.

Antara Mitos dan Makna Moral

Meski belum ada bukti sejarah yang membuktikan keberadaan Nyai Endit secara faktual, legenda ini tetap hidup sebagai bagian dari identitas budaya masyarakat Sunda. 

Cerita ini menyiratkan pesan kuat: kekayaan tanpa kepedulian sosial bisa membawa petaka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun