“Aku cuma ke warung lima menit. Tapi saat pulang, Nara sudah tergeletak, mulutnya berbusa. Aku panik, tapi harus cepat. Itu detik paling menegangkan dalam hidupku.”
Begitu pengakuan seorang teman, sebut saja Rani (30), ibu muda yang nyaris kehilangan buah hatinya hanya karena kelalaian kecil di rumah sendiri.
Ia tak pernah menyangka, botol plastik bekas air mineral yang ia isi ulang dengan cairan pembersih lantai dan diletakkan di pojok dapur, bisa menjadi jebakan mematikan bagi anaknya, Nara, yang baru berusia tiga tahun.
“Dia pikir itu air minum. Aku nggak sempat naruh di atas, karena buru-buru,” ujar Rani sambil menahan tangis saat mengingat peristiwa itu.
Rumah, Aman Tapi Berbahaya?
Bagi kebanyakan orang tua, rumah adalah tempat paling aman untuk anak-anak. Namun, kenyataan justru berkata sebaliknya.
Sebagian besar kecelakaan anak terjadi di dalam rumah, dan lebih mengejutkan lagi, penyebabnya adalah benda-benda yang dianggap sepel
e.
Data dari Pusat Informasi Racun Nasional (PIRN) menunjukkan bahwa lebih dari 60% kasus keracunan pada anak usia 1–5 tahun terjadi karena paparan zat beracun di lingkungan rumah tangga.
Ketidaksengajaan, kurangnya kewaspadaan, dan kebiasaan menyimpan cairan berbahaya dalam botol bekas minuman menjadi penyebab utamanya.